Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin 12 pertemuan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 5-7 September 2023 mendatang. Sejumlah lembaga internasional bakal hadir dalam pertemuan tersebut.
“Ada 12 pertemuan yang akan dipimpin Presiden di antaranya KTT ke-43 ASEAN dalam format plenary, KTT ke-43 ASEAN dalam format retreat, KTT ke-26 ASEAN-China, serta KTT ke-24 ASEAN-Korea Selatan,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Sidharto R Suryodipuro, dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).
Rencananya, KTT ke-43 akan mengundang IMF dan World Bank dan beberapa organisasi dunia yang lain. Jokowi juga dijadwalkan akan memimpin sejumlah acara yang bersifat nonpersidangan, seperti pembukaan KTT-43 ASEAN, pembukaan ASEAN-Indo-Pacific Forum, gala dinner, social events, serta upacara penutupan sekaligus penyerahan keketuaan ASEAN kepada Laos.
Sidharto menuturkan jika KTT ASEAN dalam format plenary maupun retreat akan diselenggarakan pada 5 September 2023. Pada hari berikutnya, akan dilaksanakan KTT antara ASEAN dengan negara-negara mitra yang akan berlangsung hingga 7 September 2023.
Sementara pada 7 September 2023, akan digelar pula KTT Asia Timur dan KTT ASEAN Plus Three. Sidharta mengatakan bahwadalam rangkaian KTT nanti juga akan akan menjadi ajang berbagai pertemuan bilateral di antara para pemimpin yang hadir.
“Tapi intinya goals yang akan diharapkan adalah menguatkan pencapaian dan pondasi visi ASEAN 2045. Di samping itu penguatan kelembagaan ASSEAN baik dari segi pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien hingga hal-hal substansi keorganisasian,” kata Sidharta.
Pada keketuaannya yang keempat kali, kata Sidharta, Indonesia fokus meletakkan landasan untuk kerja sama negara-negara ASEAN yang sifatnya strategis di masa depan. Untuk mencapai hal tersebut Indonesia akan mengawal dan memastikan kelembagaan ASEAN yang kuat dan kokoh dengan berbagai mekanisme kerjanya.
“Selanjutnya adalah bagaimana menentukan agenda Kawasan di masa datang, baik perdagangan, investasi, digitalisasi, blue ekonomi sebagai sumber pertumbuhan baru. Dan tentunya peranan dari Indo-Pasific outlook. Bagaimana kita memanifestasikan ini semua dalam konteks ekonomi dan pembangunan,” katanya.
Sejumlah hasil telah dicapai dalam pelaksanaan KTTke-42 ASEAN yang berlangsung pada 10-11 Mei 2023, di Labuan Bajo, NTT. Salah satunya adalah kepentingan rakyat akan menjadi perhatian utama para pemimpin ASEAN, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Kepala negara pun mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utama tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Sementara terkait Myanmar, negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak memberikan toleransi terhadap pencederaan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak hanya itu, ASEAN juga sepakat untuk terlibat dengan semua pemangku kepentingan sesuai dengan mandat ‘Lima Poin Kesepakatan’.
“Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan,” ungkap Sidharta.
Indonesia memang membuka peluang komunikasi dengan siapa pun dalam rangka kepentingan kemanusiaan. Meski demikian melakukan pendekatan komunikasi bukan berarti memberikan pengakuan karena kesatuan ASEAN merupakan yang utama agar tidak mudah dipecah-belah oleh pihak lain.
Terakhir adalah penguatan kerja sama ekonomi. Negara ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia sehingga menjadikan hilirisasi industri sebagai kunci. Selain itu, negara-negara ASEAN juga sepakat untuk memperkuat implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antarnegara.
(rfs/rfs)