Jakarta –
Operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK selama semester pertama 2023 berjumlah tiga kasus. KPK membantah capaian itu terpengaruh akibat pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta KPK tidak perlu lagi melakukan OTT.
“Ahh nggak juga,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2023). Asep menjawab soal jumlah OTT terpengaruh arahan Luhut.
Jumlah OTT KPK di semester pertama tahun 2023 memang turun dibandingkan tahun lalu. Pada periode yang sama tahun 2022 lembaga antirasuah mencatat adanya OTT sebanyak lima kasus.
Asep menilai penurunan jumlah OTT patut disikapi secara positif. Menurutnya, hal itu menjadi tanda perilaku korupsi di Indonesia makin menurun.
“Jadi memang itu kan OTT berkurang saya si berpikiran positif aja brarti sudah menurun yang melakukan tipikor. Kita harus berbangga dengan menurunnya OTT, tidak adanya OTT berarti tipikor menurun dengan seiring sedikitnya OTT,” jelas Asep.
Jumlah kasus OTT KPK di semester pertama 2023 memang baru berjumlah tiga kasus. Angka itu dihitung dari awal tahun hingga 30 Juni 2023.
Ketiga OTT itu mulai dari suap di Kabupaten Meranti. Selain itu KPK juga melakukan tangkap tangan kasus pembangunan jalur kereta api di Ditjen Perekeretaapian dan proyek smart city di Kota Bandung.
Luhut Minta KPK Tak Perlu OTT
Menko Marves Luhut diketahui kerap kali melontarkan pendapatnya mengenai OTT yabg dilakukan KPK. Terbaru, Luhut menilai semakin sedikit OTT, kerja KPK semakin baik.
“Kalau OTT-nya ndak ada malah lebih bagus. Berarti pencegahannya lebih baik,” kata Luhut di KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7).
Pada tahun ini, KPK pun baru melakukan tiga kali OTT. Luhut menyambut antusias sistem penegakan hukum yang tengah berlangsung di KPK.
Dia mengaku heran jika penindakan korupsi di Indonesia masih dibanggakan dengan banyaknya kegiatan operasi tangkap tangan.
“Ya memang harus ke situ (OTT sedikit). Kita ngapain bangsa ini pamer-pamer OTT-OTT melulu, bangga lihat itu? OTT Rp 50 juta, Rp 100 juta. Kau ndak pernah cerita berapa mereka menghemat triliunan-triliunan,” jelas Luhut.
(ygs/maa)