Jakarta –
Gubernur Bali Wayan Koster meminta siswa-siswi di Bali berhenti menonton film kartun berasal dari Malaysia, Upin-Ipin. Dia mengajak menonton produk dari tradisi sendiri.
Hal itu ia sampaikan demi menjaga nilai budaya Bali dari budaya luar. Menurutnya, Bali kaya akan tradisi.
“Jangan lagi nonton itu (Upin-Ipin), nggak jelas itu apa itu. Lebih baik kita bangun produksi yang berangkat pada tradisi dan budaya kita, tanah Bali betul-betul memiliki kekayaan untuk itu,” ungkapnya saat acara penyerahan hadiah Lomba Esai Film Jayaprana di DPRD Provinsi Bali, dilansir detikBali, Senin (14/8/2023).
Selain itu, ia mengajak para siswa-siswi di Bali agar menonton film Jayaprana untuk dijadikan inspirasi menjalani kehidupan yang baik. Menurutnya, hal tersebut menjadi bagian dalam membangun dan memajukan kebudayaan Bali.
Pasalnya, karya-karya anak bangsa merupakan sumber daya pembangunan Bali ke depan. Serta menjadikan pendidikan sebagai masa depan masyarakat Bali untuk membangun kehidupan dan perekonomian di Bali.
Wayan Koster juga mengingatkan kepada siswa-siswi di Bali bahwa saat ini nama Ketut sudah hampir punah. Koster menyebut nama Ketut di Bali hanya 6 persen saja.
“Sudah langka, nama Ketut terancam punah,” kata politikus PDIP itu.
Koster menjabarkan nama Bali yang juga terancam punah ada Nyoman dan Komang. Yakni hanya sebanyak 18 persen. Ia pun meminta siswa Bali meneruskan keturunan hingga empat anak.
“Nanti kalau sudah menikah, kalau bisa, punya empat anak, akan diberi insentif yang namanya Ketut dan Nyoman,” ungkap Koster.
Baca berita selengkapnya di sini dan di sini.
(rdp/idh)