Jakarta –
Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang masa-masa ketika dirinya masih memegang kekuasaan sebagai presiden. SBY mengatakan bahwa dirinya dulu berkomitmen memakai kekuasaan dengan cara yang baik.
Hal ini disampaikan SBY saat memberikan sambutan peresmian Museum & Galeri SBY ANI di Pacitan, Kamis (17/8/2023). SBY awalnya membagikan memori soal kekuasaan ini di hadapan dua wakil presidennya dulu, Boediono dan Jusuf Kalla.
“Saya juga ingin berbagi memori dengan para sahabat sekalian. Dengan Pak JK, Pak Boediono dan semua yang dulu pernah sama-sama mengemban tugas di pemerintahan,” kata SBY.
Saat itu, SBY mengatakan dirinya ingin berbuat yang terbaik. Dia tak ingin mengeluh dan menyalahkan masa lalu.
“Memori pertama adalah kita dulu ingin berbuat yang terbaik. Kita ingin mengatasi semua permasalahan bangsa. Tanpa mengeluh. Karena itulah tugas kita. Tanggung jawab kita. Kewajiban kita. Tanpa harus menyalahkan masa lalu,” ujarnya.
SBY juga mengungkapkan bahwa dirinya selalu peduli dengan cara mencapai tujuan. Dia tak ingin mengikuti ajaran Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
“Dalam mengemban misi. Memilih menggunakan cara yang patut. Kita peduli pada cara untuk mencapai sebuah tujuan. Kita tidak memilih dengan cara yang tidak patut. Seperti yang banyak dikatakan oleh banyak orang, yang mengikuti ajaran Machiavelli, katanya yang disebut menghalalkan segala cara,” tuturnya.
SBY pun menegaskan dulu dirinya tidak ingin menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki. Baginya, itu soal memaknai kekuasaan.
“Kita sungguh tidak ingin menyalahgunakan kekuasaan yang kita miliki. Bagaimana kita memaknai kekuasaan? The meaning of power. The concept of power. The all reject of power and use of power,” ujarnya.
“Artinya kita sebagai politisi waktu itu, ingin mendapatkan kekuasaan secara sah halal,” lanjutnya.
Oleh karena itu, SBY mengingatkan kembali bahwa dirinya ingin menggunakan kekuasaan secara baik. Bukan hanya soal memperoleh kekuasaan saja.
“Dan setelah kekuasaan itu kita dapatkan dengan izin Allah berupa mandat dan kepercayaan dari rakyat, kita juga ingin untuk menggunakan kekuasaan itu secara baik. Bukan hanya cara memperoleh kekuasaan, tetapi dalam menggunakan kekuasaan itu kita ingin patut. Baik dan benar,” katanya.
(rdp/imk)