Jakarta –
LRT Jabodebek menyediakan gerbong khusus wanita yang berada di rangkaian kereta paling depan dan belakang pada jam-jam sibuk. Kebijakan itu dinilai bagus oleh penumpang LRT.
Seperti diungkap oleh penumpang wanita bernama Zaskia (30). Dia merasa senang dengan kebijakan ini karena bisa mencegah tindak pelecehan seksual terhadap wanita yang kerap terjadi di transportasi umum.
“Kalau gerbong wanita kan memang sudah lama ya selain di LRT ini, menurut saya sih bagus karena bisa mencegah untuk tindakan pelecehan seksual. Kan biasanya di kendaraan umum suka ada pelecehan seksual ya, kalau misalnya gerbong pria dan wanita itu dicampur. Adanya gerbong 1 atau 2 khusus wanita itu ngebantu sih, untuk meminimalisir,” kata Zaskia kepada detikcom di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (29/8/2023).
Namun, Zaskia memandang upaya ini masih perlu ditingkatkan. Dia berharap gerbong khusus wanita bisa ditambah jumlahnya agar bisa lebih efektif.
“Sebenarnya efektif, cuma persentasenya sedikit. Untuk meminimalisir aja, karena gerbongnya aja cuma dua di satu rangkaian itu. Tapi juga untuk tempat duduknya lebih sulit dari pada gerbong campur. Karena kadang yang laki-laki juga suka ngalah (ngasih tempat duduk ke perempuan),” ucap Zaskia.
“Ya mungkin ditambah gerbongnya, minimal ya dari 10 gerbong ada 3 sampai 4 khusus wanita,” tambahnya.
Seperti diketahui, LRT Jabodebek bakal menyediakan gerbong khusus wanita. Gerbong itu akan berada di kereta paling depan dan belakang rangkaian LRT Jabodebek pada jam-jam tertentu saja.
“Pada jam-jam tertentu ada kereta yang kami khususnya untuk kaum wanita, jadi dipisahkan dengan kaum pria,” kata Kepala Humas LRT Jabodebek, Kuswardojo, kepada wartawan di Stasiun Dukuh Atas, Selasa (29/8/2023).
Kuswardojo mengatakan pemberlakuan gerbong khusus wanita akan dilakukan pada jam-jam sibuk. Tapi dia belum menjelaskan detail gerbong khusus wanita itu disediakan dari jam berapa hingga jam berapa.
“Itu pada jam tertentu, jam sibuk. Pagi hari, prioritas itu bisa dilihat nanti di platform. kami sudah memasang stiker di bawah, bahwa ada penunjukan jam-jam sibuk. Pagi hari jam-jam berapa, sore juga begitu dari jam sekian-sekian,” ujar Kuswardojo.
(fas/fas)