Beragam sorotan disampaikan penumpang usai menjajal LRT Jabodebek. Pintu kereta hingga keterlambatan LRT di stasiun menjadi persoalan.
Salah satu yang dikeluhkan penumpang usai menjajal LRT yaitu entakan rem yang membuat kaget. Kendati demikian, pengelola LRT memastikan perjalanan LRT tetap berlangsung aman.
“Kenapa sistem rem nya masih terasa keras? Memang karena jarak perjalanan kereta pendek. Kami masih menyesuaikan perjalanan kereta dengan sistem pengereman itu, yang jelas ini aman,” kata Kepala Humas LRT Jabodebek, Kuswardojo di Stasiun Dukuh Atas, Selasa (29/8/2023).
Dia mengatakan masih ada beberapa perbaikan yang dilakukan dalam pengoperasian LRT Jabodebek. Menurutnya, keluhan masyarakat akan menjadi bahan evaluasi.
“Jadi memang sampai saat ini, pengoperasian LRT ini memang masih memiliki beberapa catatan, tentunya catatan itu harus kita perbaiki sama-sama, makanya kemarin kebetulan kami sudah melakukan trail operasi dengan uji coba dengan masyarakat,” jelas Kuswardojo.
“Uji coba dengan masyarakat tujuan memang untuk itu, kami berharap akan mendapat masukan yang langsung dari masyarakat pengguna jasa kereta api. Tentunya dengan uji coba tersebut masyarakat akan banyak menginformasikan apa yang menjadi kekurangan kami. Nah, saat ini kami pun masih terus melakukan perbaikan terkait beberapa kekurangan,” imbuhnya.
Sorotan Pintu LRT
Sorotan lain yaitu pintu LRT Jabodebek yang dinilai terlalu rendah. Pihak LRT Jabodebek mengatakan ukuran pintu dan kereta didesain berdasarkan rata-rata tinggi badan orang Indonesia.
“Jadi memang terkait sarana yang ada, memang sudah didesain oleh teman-teman dari INKA. Bahwa sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia,” kata Kepala Humas LRT Jabodebek, Kuswardojo, di Stasiun Dukuh Atas.
Kuswardojo mengatakan ada warga negara asing (WNA) yang kesulitan saat masuk dan berada di dalam LRT. Dia meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.
“Seperti kemarin kami juga mendapat penumpang yang kebetulan WNA, tingginya sampai 2,1 meter. Bahkan mereka sambil bersandar untuk bisa masuk,” ujar Kuswardojo.
“Tentunya kami mohon maaf karena desain ini diperuntukkan buat warga negara kita, yang tingginya rata-rata 160 cm,” ujarnya.
Karena kondisi pintu LRT itu, sejumlah penumpang terlihat menunduk saat melewati pintu LRT. Salah satu penumpang yang menunduk saat hendak naik ke LRT Jabodebek ialah Iqbal. Dia mengaku memiliki tinggi badan 180 cm.
Iqbal tampak harus menunduk saat melewati pintu LRT. Jika melewati pintu dengan berjalan tegak, kepala Iqbal bakal membentur bagian atas pintu. Namun Iqbal dapat berdiri tegak di dalam gerbong LRT Jabodebek.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya