Jakarta –
PT MRT Jakarta telah mengangkut 79 juta lebih penumpang, tepatnya 79.371.564 penumpang, sejak mulai beroperasi pada 24 Maret 2019. Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan saat ini, rata-rata penumpang harian di weekdays mencapai 110-115 ribu per hari.
“Kita sudah angkut sampai 79 juta penumpang,” kata Effendi dalam Sesi Kelas Ke-IV MFP 2023 di Transport Hub, Jalan Blora, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (30/8/2023).
Meskipun sempat mengalami penurunan signifikan selama pandemi COVID-19, namn kini jumlah penumpang terus mengalami peningkatan hingga mendekati capaian 2019 silam.
Berdasarkan data yang dipaparkan Effendi, pada 2019 silam rata-rata penumpang (weekdays dan weekend) mencapai 86.270 ribu per hari. Sementara pada 2020 merosot menjadi 27.122 penumpang per hari dan 2021 sebanyak 19.659 penumpang per hari.
Barulah di tahun 2022 mulai menampakkan kenaikan menjadi 54.181 penumpang per hari dan 2023 mencapai 85.279 penumpang per hari.
“Sekarang kita sama dengan 2019, bahkan rata-rata ridership hari kerja (weekdays) sekarang 110-115 ribu sehari,” terangnya.
“Weekend (rata-rata) 67 ribu. Udah bagus banget (waktu) 2019 cuman 50 ribu,” tambah dia.
Effendi juga menyebut pada 2019 silam, tak jarang penumpang menaiki MRT utuk sekadar mencari makan siang. Namun kondisi tersebut berubah di masa pasca-pandemi COVID-19 ini. Dia meyakini kondisi tersebut turut mempengaruhi jumlah penumpang harian.
“Waktu 2019 ini naik, karena banyak orang dari HI maka di Blok M. Yang dari Blok M makan di Cipete. Tapi setelah COVID orang banyak makan di dalam dan kebiasaan itu tidak berubah. Sekarang ada Gojek, dulu mereka senang jalan-jalan,” ucapnya.
MRT juga menggambarkan profil ridership penumpang MRT Jakarta di setiap stasiun. Effendi mencontohkan, di Stasiun Dukuh Atas misalnya, jumlah penumpang yang melakukan tap out bisa mencapai 14.463 orang di pukul 16.00-24.00. Sementara jumlah penumpang yang tap in di waktu yang sama justru lebih sedikit, yakni 4.006. Setelah ditelusuri, ternyata banyak penumpang yang beralih ke transportasi lain menuju kawasan Kota.
“Kenapa bisa banyak? Rupanya di Dukuh Atas akan lanjut ke Kota atau tempat lain,” terangnya.
(taa/isa)