Jakarta –
Empat pengurus RW di Lenteng Agung, Jakarta Selatan mengirim surat ke Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan (Jaksel) meminta kebijakan contraflow di lokasi kecelakaan truk dengan pemotor lawan arah. Pihak Dishub Jaksel mengaku masih harus melakukan pengkajian.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jaksel, Bernard Octavianus Pasaribu, mengatakan pihaknya telah melakukan rapat awal pada Sabtu (2/9). Usulan adanya contraflow itu masih akan dikaji hingga pengecekan langsung ke lokasi.
“Iya kemarin kita baru rapatkan awal karena memang ada permintaan beberapa RW di Kelurahan Lenteng Agung, tapi prosesnya masih panjang. Nanti kita kaji dahulu dengan rekan-rekan samping dan survey ke lapangan,” ujar Bernard saat dihubungi, Minggu (3/9/2023).
Menurut Bernard, usulan contraflow dari warga akan ditindaklanjuti secara serius. Dia pun merencanakan akan mengecek ruas jalan tempat pemotor lawan arah usai gelaran KTT Asean tuntas.
“Kemari saya baru rapatkan awal di sudin. Ya akan dilakukan survei nanti dijadwalkan setelah KTT tentunya,” ungkapnya.
Sebelumnya, empat pengurus RW di Lenteng Agung mengirim surat ke Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jaksel. Mereka meminta penerapan contraflow di lokasi kecelakaan truk dengan pemotor lawan arah. Usulan itu diajukan karena warga merasa resah banyak pemotor lawan arah, terutama pagi hari.
“Kita di forum RW kelurahan Lenteng Agung, sebenarnya wacana ini udah lama. Karena kita melihat perkembangan situasi kendaraan khususnya roda dua yang lawan arah itu sudah lama terjadi. Kita prihatin, terutama khususunya di jam-jam sibuk di jam pagi,” ujar ketua RW 8, kelurahan Lenteng Agung, Taufik Iman Santoso, ditemui dirumahnya, Sabtu (2/9).
Taufik mengatakan usulan ini sebenarnya sudah lama diajukan. Surat itu juga lebih dulu diberikan ke Lurah setempat, dan kemudian diteruskan ke Sudinhub Jaksel.
“Di forum RW kita coba mengangkat, permasalahan ini. Kenapa sih 4 RW, karena melintasi 4 RW nih, RW 07, 08, 09 dan 10. Kita sepakat, bersurat ke Pak Lurah, diberlakukan contraflow,” ujar dia.
“Udah lama, udah mengeluhkan ini udah lama. Ya kita tangkap lah keluhan warga, terus kita lihat di lapangan ya kita sendiri juga prihatin,” tambahnya.
Selain itu, kata dia, banyak juga pengendara motor yang melawan arah ketika mengantarkan anaknya ke sekolah. Taufik mengatakan di wilayahnya terdapat 16 tempat pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
“Terus juga di RW 08 dan sekitarnya ini ada sekitar 16 sekolah, dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Kita melihat betapa crowded-nya kalau pagi hari. Pagi hari terutama setelah jam 5 pagi,” ucapnya.
(ygs/ygs)