Jakarta –
Perdana Menteri (PM) China Li Qiang mengajak ASEAN Plus Three untuk tidak berpihak dan menentang Perang Dingin. Li Qiang meminta semua perselisihan antar negara diselesaikan dengan baik.
Hal itu disampaikan Li Qiang dalam KTT ASEAN Plus Three yang beranggotakan negara ASEAN dan China, Jepang, serta Korea Selatan, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Li Qiang mulanya bicara ihwal negara-negara ASEAN Plus Three yang memiliki kesamaan.
“Meskipun kita tetap teguh dalam mencari titik temu berdasarkan kesamaan, kita tidak perlu takut terhadap perbedaan yang ada dan kita akan mampu menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya,” kata Li Qiang dalam pidato pembukanya yang disampaikan dalam Bahasa China.
Li Qiang mengatakan ketidaksepakatan dan perselisihan dapat timbul antar negara. Apapun penyebabnya, menurut dia sangat penting untuk menyelesaikan kesalahpahaman dan menjaga agar perbedaan tetap terkendali.
“Cara paling efektif untuk menjernihkan pemahaman ini adalah dengan memperkuat pertukaran dan meningkatkan saling pengertian dan kepercayaan melalui komunikasi yang tulus untuk menjaga perbedaan tetap terkendali. Yang penting sekarang adalah menentang keberpihakan, menentang konfrontasi blok dan menentang Perang Dingin yang baru,” tutur dia.
Foto: ASEAN Plus Three. (Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden)
|
Menurut Li Qiang, KTT ASEAN Plus Three ini merupakan tindak nyata dalam mencari titik temu dan menyelesaikan perbedaan. Dia pun ingin agar kerja sama ASEAN Plus Three semakin kokoh.
“Kita harus bekerja sama untuk menghadapi berbagai jenis risiko dan tantangan, mendorong pembangunan, kemakmuran, dan stabilitas kawasan, serta membangun bangsa yang berkomitmen terhadap masa depan bersama,” ungkap Li Qiang.
Sementara, dalam kesempatan itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi krisis politis yang disebabkan persaingan geopolitik hingga krisis iklim. Menurut dia, mengatasi tantangan tersebut dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ASEAN untuk menjadi Epicentrum of Growth memerlukan tekad yang baru.
“Jika ASEAN Plus three bersatu dalam kesatuan, hal ini mempunyai potensi untuk berkontribusi tidak hanya pada pembangunan ASEAN tetapi juga pada kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik dan dunia yang lebih luas,” kata Yoon Suk Yeol dalam Bahasa Korea.
Hal senada disampaikan PM Jepang Fumio Kishida. Menurut dia, sangat penting untuk memelihara dan memperkuat tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum untuk menghadapi kompleksitas krisis perubahan iklim dan masalah kesehatan global serta agresi Rusia terhadap Ukraina.
“Dunia sedang menghadapi kompleksitas krisis perubahan iklim dan masalah kesehatan global serta agresi Rusia terhadap Ukraina. Seperti yang kita lihat perubahan struktural terjadi di masyarakat kita,” ujar Fumio Kishida dalam Bahasa Jepang.
(mae/idn)