Jakarta –
Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB Daniel Johan menyoroti ribuan hektare sawah di sejumlah daerah Indonesia yang dilanda kekeringan hingga gagal panen. Dia mendorong pemerintah mencari solusi untuk mengantisipasi kekeringan.
“Krisis ini adalah peringatan bahwa masalah kekeringan adalah ancaman nyata yang harus dihadapi oleh banyak wilayah di Indonesia. Pemerintah dituntut menyiapkan strategi antisipasi dan solusi, terutama bagi para petani,” kata Daniel dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/9/2023).
Seperti diketahui, sumber-sumber air seperti sungai dan danau mengecil menyebabkan tekanan pada pasokan air bagi masyarakat. Daniel juga mendesak pemerintah untuk segera memberi bantuan untuk masyarakat yang terdampak kekeringan.
“Rumah tangga, industri, dan pertanian semuanya merasakan dampaknya. Warga harus menghadapi kekeringan, yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Ini adalah masalah yang kerap datang saat musim kemarau tiba,” kata Daniel.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi gagal panen saat musim kemarau. Daniel berharap dukungan dan koordinasi itu dapat membantu para petani dan masyarakat yang wilayahnya mengalami kekeringan.
“Dengan dukungan dan koordinasi yang tepat antara pemerintah pusat dan daerah, kita dapat memaksimalkan upaya bantuan dan mengantisipasi bencana kekeringan di seluruh daerah,” ujar Daniel.
Daniel menyebut bencana kekeringan akibat musim kemarau mulai berdampak pada lahan pertanian di sejumlah wilayah, salah satunya di Kabupaten Sukabumi. Belasan hektare lahan pertanian di Sukabumi dilaporkan terancam gagal panen akibat kekeringan, khususnya yang berada di Kecamatan Jampangtengah.
Selain itu bencana kekeringan juga terjadi pada lahan pertanian di Kabupaten Bekasi, di mana lahan yang terdampak sebanyak 16.353 hektare dan lahan terancam seluas 3.618,5 hektare. Sementara itu berdasarkan data BPBD Kabupaten Bekasi, kekeringan melanda di 10 kecamatan serta 32 desa.
Menurutnya, gagal panen juga memberikan dampak yang luas bagi perekonomian negara, terlebih kini tengah terjadi kenaikan harga beras di banyak daerah. Hal ini juga berdampak pada petani yang akan kesulitan menanami kembali lahannya.
“Kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen cukup besar sehingga petani kesulitan untuk menanami kembali lahan pertaniannya karena tidak ada modal,” kata Daniel.
“Seluruh petani di Kalimantan Barat juga was-was gagal panen karena kondisi kemarau kali ini cukup parah. Sehingga memang dibutuhkan afirmatif dari Pemerintah,” ujar Daniel.
Daniel mengingatkan ketahanan pangan di daerah perlu dijaga, termasuk dengan menjaga lahan pertanian supaya tetap ditanami oleh petani. Daniel mendorong pemerintah menyiapkan program insentif ke para petani.
“Untuk mengantisipasi, Pemerintah harus menyiapkan program insentif bagi para petani. Karena gagal panen di sejumlah daerah di Indonesia akan berdampak pada ketahanan pangan masyarakat,” tuturnya.
Bukan hanya memberikan insentif bagi para petani, Pemerintah juga didorong melakukan peningkatan infrastruktur irigasi. Dengan begitu, produksi pertanian tetap kuat meski mengalami musim kemarau yang panjang.
“Investasi dalam infrastruktur irigasi yang lebih baik telah membantu petani dalam menghadapi musim kemarau yang semakin panjang dan parah. Ini adalah langkah proaktif yang sangat diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan wilayah ini,” jelas Daniel.
(eva/eva)