Jakarta –
Beberapa warga Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, terdampak pencemaran air diduga oleh bahan bakar minyak (BBM). Camat Gunung Sindur Dace Hatomi, mengatakan warga terdampak diberikan bantuan air bersih.
“BPBD sudah (kirim). Saya minta. Makanya saya koordinasi dengan Satpol PP, Dinas LH terkait uji lab, dan Pertamina, BPBD terkait menangani tindakan sementara ketersediaan air,” kata Dace saat dihubungi, Rabu (10/9/2023).
Dace menyebut, sudah meminta pihak SPBU di sekitar lokasi mengecek langsung. Sehingga, bisa mengetahui jenis BBM yang mencemari warga.
“Orang SPBU saya suruh langsung lihat. Langsung dari keran air, apa yang ada di situ, yang kelihatan, bensin atau bukan. Setelah ditinjau, ‘Oh ini Pertalite.’ Saya berani bilang itu Pertalite, itu dari dia,” katanya.
Kini, SPBU di sekitar permukiman yang diduga jadi sumber pencemaran telah ditutup. Tindakan itu telah sesuai dengan keinginan dari warga.
“Udah tutup kalau masih buka khawatir warga ngebuat (bertindak). Saya sarankan tutup. Kapolsek juga minta ditutup, Satpol PP juga minta tutup, warga juga minta tutup dulu,” katanya.
SPBU Ditutup Sementara
Pertamina angkat bicara terkait fenomena air warga Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang tercemar bahan bakar minyak (BBM). Pihak SPBU yang diduga sumber BBM tersebut segera melakukan pengecekan.
“Sales Branch Manager (SBM) Rayon VIII Pertamina Patra Niaga dan Pihak SPBU melakukan pengecekan empat sumur pantau dan sumur bor di SPBU 34.163.17,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Barat Pertamina Patra Niaga, Eko Kristiawan, dalam keterangannya, Sabtu (9/9/2023).
Hasilnya, tidak terdapat kontaminasi BBM. Dari sampel air yang dibawa warga, terindikasi tercampur BBM jenis Pertalite. Sampel air diambil dari rumah warga yang berjarak sekitar 100-150 meter dari SPBU.
“Dari hasil pengecekan, tidak terdapat kontaminasi BBM dan tidak terdapat kebocoran pada tangki pendam. Sementara itu, dari sampel air yang dibawa oleh warga dari sumur yang berjarak 4-5 rumah dari SPBU, terindikasi tercampur oleh BBM jenis Pertalite. Namun posisi perumahan warga di dataran yang lebih tinggi dan berjarak 100-150 m atau sekitar tiga sampai empat rumah dari belakang SPBU,” jelasnya.
Mediasi juga telah dilakukan bersama warga sekitar dan pemerintah kecamatan. Untuk sementara, SPBU tersebut berhenti beroperasi.
“Selanjutnya dilakukan penjadwalan tank cleaning dan hydrostatic/pneumatic test untuk tangki dan pipa. Saat ini SPBU 34.163.17 berhenti beroperasi sementara. Alternatif SPBU terdekat apabila masyarakat ingin melakukan pengisian BBM Pertalite yaitu SPBU 34.163.02 dan SPBU 34.163.10,” ucapnya.
(aik/idn)