More

    Makam di Waduk Gajah Mungkur: Asal-usul hingga Penyebab Kemunculan


    Jakarta

    Sederet makam muncul di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Kompleks makam kuno itu muncul saat di daerah pinggir waduk dan tengah-tengah waduk saat air sedang surut.

    Lantas, apa penyebab munculnya kompleks makam kuno di Waduk Gajah Mungkur tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.

    Awal Mula

    Air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyusut pada musim kemarau tahun ini. Kompleks makam yang biasanya tertutup air mulai terlihat dari tengah waduk.


    ADVERTISEMENT


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Dikutip dari detikJateng, kompleks makam yang terlihat di tengah waduk itu masuk dalam wilayah Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro dan berjarak sekitar 200 meter dari jalan perkampungan. Di komplek makam itu, ada batu kijing yang berserakan.

    Ada batu kijing yang masih utuh, beberapa di antaranya juga ada yang rusak karena terkikis air. Hampir semua kijing di sana berwarna putih dan menyerupai batu.

    “Ya seperti itu. Kalau kemarau muncul (makam), hujan (musim) nggak kelihatan. Mulai surut sejak Agustus sampai sekarang ini (semakin surut),” kata Camat Wuryantoro Seomardjono Fadjari.

    Makam bermunculan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diunggah Senin (11/9/2023).Makam bermunculan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri. Foto diunggah Senin (11/9/2023). (Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)

    Makam-makam muncul di Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat air di waduk tersebut surut. Makam-makam itu merupakan milik masyarakat sebelum ada proyek pembangunan WGM.

    Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita, mengatakan lokasi makam itu dulunya adalah permukiman warga. Pada 1970-an warga dipindahkan ke Sumatera karena pembangunan WGM.

    “Warga dipindahkan tapi makamnya tetap di situ. Makam 1970 akhir baru ditinggalkan (warga), bedhol (desa). Jadi bukan makam kuno banget sebenarnya. Kisaran 1970-an itu,” kata dia, Selasa (12/9/2023).

    Ia mengatakan, makam yang muncul di perairan WGM saat musim kemarau saat ini tidak hanya di satu lokasi saja. Sebab dulu ada puluhan desa yang warganya dipindahkan. Tentunya setiap desa itu dulunya mempunyai makam.

    Diketahui, Waduk Gajah Mungkur atau WGM dibangun pada 1978 dan mulai dioperasikan 1980. Pada saat itu, sekitar 41.000 warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi.

    Penyebab Makam Muncul di Tengah-tengah Waduk

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, makam-makam itu bisa dilihat atau dilacak berdasarkan pasang surutnya air waduk. Ada yang muncul di daerah pinggir waduk dan ada juga yang di tengah-tengah waduk.

    “Ada puluhan (lokasi makam yang muncul), yang nampak bisa dilihat dari bulannya dan saat air surut. Dulu kan ada bekas permukiman, area pertanian, sungai dan fasilitas umum. Ada puluhan desa yang tenggelam,” jelas Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita.

    Pada saat air WGM surut karena musim kemarau, beberapa kompleks makam bermunculan. Salah satunya berada di kawasan WGM yang masuk lingkungan Jaban Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.

    Dennys mengatakan, selain di Wuryantoro, makam yang muncul saat air Waduk Gajah Mungkur menyusut dapat ditemui di Kecamatan Eromoko, Baturetno dan Nguntoronadi. Pada 1966 terjadi banjir di aliran Bangawan Solo. Kemudian, warga ada yang pindah ke tempat lain.

    “Akhirnya ada proyek pembangunan WGM itu yang menyebabkan banyak warga yang pindah. Jadi pemukiman lama. Pembangunan WGM itu juga salah satunya karena ada banjir 1966,” kata Dennys.

    (kny/imk)



    Source link

    Latest articles

    spot_imgspot_img

    Related articles

    Leave a reply

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

    spot_imgspot_img