Jakarta –
PBNU resmi memberhentikan sejumlah pengurus PBNU dari mulai ketua hingga bendahara umum. Salah satunya Mardani Maming yang diberhentikan sebagai Bendahara Umum PBNU.
Sebagai gantinya, PBNU menunjuk H Gudfan Arif yang semula Bendahara PBNU menjadi Bendahara Umum PBNU. Pergantian pengurus PBNU periode 2022-2027 ini melalui Surat Keputusan PBNU Nomor 01.b/A.II.04/06/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027.
Dilansir dari situs NU online, Kamis (14/9/2023), sejumlah ketua PBNU diberhentikan dengan hormat, yaitu KH Amiruddin Nahrawi, H Ulyas Taha, dan H Robikin Emhas. Selain itu, PBNU juga memberhentikan H Ahmad Nadzir, H Burhanuddin Mochsen, dan H Ashari Tambunan dari bendahara PBNU.
Selain itu, PBNU juga menetapkan KH Masyhuri Malik yang semula menjabat sebagai a’wan PBNU menjadi Ketua PBNU. Selain itu, Nusron Wahid yang semula Wakil Ketua Umum PBNU ditetapkan menjadi Ketua PBNU, dan H Amin Said Husni yang semula Ketua PBNU menjadi Wakil Ketua Umum PBNU.
Adapun posisi Mardani Maming digantikan oleh H Gudfan Arif yang semula Bendahara PBNU. Lebih lanjut, PBNU juga menetapkan H Mohammad Jusuf Hamka yang semula Ketua PBNU menjadi Bendahara PBNU, dan H Fahmy Akbar Idries semula Bendahara PBNU menjadi Ketua PBNU.
Sementara itu, H Mohammad Faesal yang semula Wakil Sekretaris Jenderal PBNU ditetapkan menjadi Ketua PBNU. PBNU juga menetapkan A Suaedy dan KH Ulil Abshar Abdalla sebagai Ketua PBNU, serta Hj Safira Machrusah, H Amir Ma’ruf, dan H Ahmad Ginanjar Sya’ban sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU.
Adapun dengan terbitnya SK ini juga menegaskan SK PBNU Nomor 01/A.II.04/01/2022 tanggal 9 Jumadil Akhir 1443 H/12 Januari 2022 M tentang Pengesahan PBNU masa khidmah 2022-2027 tidak lagi berlaku.
PBNU meminta kepada para pengurusnya untuk melaksanakan tugas dengan berpedoman Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, dan peraturan yang ditetapkan dalam permusyawaratan NU.
“Mengamanatkan kepada nama-nama sebagaimana dimaksud dalam lampiran surat keputusan ini untuk melaksankana tugas sebagia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027, dengan keharusan untuk senantiasa berpedoman kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama, dan peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam Permusyawaratan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, serta berkewajiban untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepengurusan dalam Muktamar Ke-35 yang akan datang,” demikian bunyi poin keempat belas surat tersebut.
(yld/imk)