Jakarta –
Museum Nasional telah berhasil mengidentifikasi ratusan benda bersejarah yang ikut dilalap si jago merah pada peristiwa Sabtu (16/9) lalu. Dalam penanganan pasca-kebakaran, Museum Nasional bekerja sama dengan Museum Notre-Dame Prrancis yang juga pernah mengalami kebakaran hebat.
“Pasca-diperbolehkannya penyelamatan koleksi yang terdampak empat hari yang lalu (16/9), semangat kerja keras mereka tercermin dalam pencapaian pengidentifikasian 126 koleksi benda bersejarah berdasarkan data yang diperoleh pada hari Rabu (20/9),” tulis Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Setjen Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Kemendikbudristek) dalam siaran pers, Jumat (22/9/2023).
Muesum Nasional masih terus berusaha mengidentifikasi benda-benda yang turut terbakar pada peristiwa di Gedung A, akhir pekan lalu itu. Total, ada 817 benda koleksi Museum Nasional dalam ruangan yang dilanda kebakaran. Ada yang rusak ringan hingga parah.
“Jumlah tersebut (126 yang teridentifikasi) masih terus bertambah hingga hari ini dan belum termasuk bagian atau fragmen koleksi yang ditemukan dan berhasil dievakuasi,” tulis Kemendikbudristek, kementerian yang menaungi Museum Nasional Indonesia (MNI).
Tim Lab Konservasi mengidentifikasi benda-benda bersejarah dari bagian Museum Nasional Indonesia yang terbakar. (Dok Kemendikbudristek)
|
60 Petugas Tim Khusus Penanganan Unit MNI bekerja, mereka terdiri dari TIm Evakuasi, Tim Identifikasi, dan Tim Laboratorium Konservasi. Ada pula lebih dari 100 personel kepolisian dan PPSU alias pasukan oranye dari Pemprov DKI yang sudah bekerja tanpa lelah menangani keadaan.
“Estimasinya, Tim Evakuasi Penyelamatan Koleksi MNI membutuhkan waktu dua pekan ke depan untuk menyelesaikan proses evakuasi dan identifikasi tahap awal. ini prioritas kita. Namun, perlu saya tekankan bahwa Tim Evakuasi Penyelamatan Koleksi MNI disini berkomitmen pada prioritas penyelamatan dan evakuasi dengan sebaik-baiknya dan tidak mengorbankan kondisi koleksi yang sebagian telah rusak. Sehingga, proses ini tidak terpaut pada orientasi target waktu,” kata Plt Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB) yang menaungi MNI, AHmad Mahendra.
Ada empat tahapan yang dilewati dalam penanganan koleksi yang dilanda kebakaran. Pertama adalah proses evakuasi, dilanjutkan ke proses identifikasi. Setelah pendataan dilaksanakan pada proses kedua, yakni identifikasi tahap awal, koleksi benda bersejarah akan memasuki tahap ketiga yakni proses klasifikasi untuk menentukan tingkat kerusakan pada koleksi benda bersejarah. Tahap keempat yaitu penanganan untuk pemulihan dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.
“Kami tetap berjuang dari pagi sampai malam setiap harinya, meskipun masih ada area yang belum aman dari risiko bangunan yang runtuh. Prioritas kami adalah memastikan proses evakuasi berjalan lancar dan progresif setiap hari. Dalam penanganan ini, kami mengandalkan kelompok tim khusus yang terampil dalam teknik pengangkutan menggunakan alat berat secara hati-hati,” kata Mahendra.
Tim Lab Konservasi mengidentifikasi benda-benda bersejarah dari bagian Museum Nasional Indonesia yang terbakar. (Dok Kemendikbudristek)
|
Bekerja sama dengan Katedral Notre-Dame, Prancis
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, menyampaikan terima kasih kepada ahli dari dalam dan luar negeri yang turut membantu memulihkan Museum Nasional usai kebakaran.
Salah satu negara yang pernah mengalami hal serupa, yakni Prancis, sempat berbagi pengalaman penanganan musibah kebakaran Katedral Notre-Dame. Katedral yang merumahi benda-benda bersejarah tersebut terbakar pada tahun 2019 dan sampai sekarang pun upaya restorasi dan pemugaran masih dilakukan.
“Kami turut berduka atas musibah yang terjadi di Museum Nasional Indonesia. Apresiasi setinggi-tingginya atas langkah Tim Museum Nasional dalam menjalankan tugas pemugaran koleksi sejarah yang berharga. kolaborasi dengan pihak internasional, merupakan langkah yang bijaksana. Kami berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam upaya pemulihan ini,” kata Fabien Penone, Duta Besar Perancis untuk Indonesia.
(dnu/dhn)