Jakarta –
Sultan Rif’at Alfatih (21), korban kabel menjuntai di Jalan Pangeran Antasari masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati. Sultan dirawat di RS Polri atas bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Ayah Sultan, Fatih NH, mengatakan saat ini Sultan sudah bisa mengonsumsi makanan yang sedikit padat. Tadinya, Sultan hanya mengonsumsi makanan cair.
“Alhamdulillah sejauh ini sudah dilakukan dua kali tindakan operasi dilatasi, dan hasilnya Sultan sudah mulai bisa belajar makan sedikit padat, tapi di bawah pengawasan dokter. Untuk makanan cair, masih masuk ke saluran nafas,” kata Fatih saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/9/2023).
Sultan sudah menjalani dua kali operasi dilatasi. Pekan depan mahasiswa Universitas Brawijaya itu akan menjalani operasi dilatasi lanjutan.
“Rencana Selasa akan dilakukan tindakan operasi dilatasi tahap 3,” katanya.
Pemulihan Pita Suara
Fatih mengatakan saat ini fokus perawatan Sultan pada dua pengobatan yakni pita suara dan pelebaran esofagus atau saluran makan. Sultan sudah menjalani penyuntikan lemak pada pita suaranya.
“Jadi kondisi efek pita suara pascatrauma kecelakaan karena fiber optik itu mengalami kelumpuhan, sehingga dalam posisi dua-duanya terbuka. Jadi kondisi pita suara manusia ini bentuknya seperti huruf V ada dua bagian, nah kondisi dua-duanya kaku dan terbuka,” kata Fatih.
Dalam kondisi tersebut, cairan ataupun makanan yang ditelan Sultan dimungkinkan akan membahayakan karena langsung menuju paru-paru. Untuk itu, penyuntikan lemak dilakukan untuk memperbaiki fungsi pita suara agar Sultan bisa kembali berbicara.
“Sehingga dokter harus melakukan penyuntikan lemak di area kanan dan kiri supaya tertutup untuk menghindari air liurnya ini masuk ke paru-paru, dan itu dilakukan tanggal 22 Agustus 2023 lalu. Efeknya adalah begitu selesai dirapatkan kedua sisi pita suara ini, kalau mendapatkan dorongan udara dari paru-paru akan menimbulkan suara,” jelasnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya….
Pelebaran Esofagus
Selain pemulihan pita suara, tim dokter dari RS Polri juga tengah fokus pada pelebaran esofagus atau saluran makan Sultan. Dari diagnosis dokter, esofagus Sultan terputus usai terjerat kabel menjuntai.
Saat ini, lanjut Fatih, tim dokter sudah melakukan pemulihan esofagus atau disebut dilatasi kepada Sultan sebanyak dua kali. Fatih menyebut, agar fungsi esofagus kembali normal, diperlukan 5 kali proses dilatasi terhadap Sultan.
“Dilatasi ini dilakukan beberapa tahap karena tidak bisa sekaligus. Jadi konsepnya nya adalah dimasukkan satu alat seperti balon ke area yang menyempit kemudian ditiup dengan ukuran tertentu kemudian didiamkan beberapa saat sampai melebar dicabut,” kata dia.
“Diharapkan dengan dilakukan dilatasi ini secara bertahap Sultan bisa mulai belajar menelan untuk makanan yang sifatnya tidak terlalu pekat atau padat, tapi juga tidak terlalu cair. Soalnya kalau terlalu cair khawatirnya tetap akan masuk ke sela-sela pita suara yang baru ditutup pakai lemak itu,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Sultan tidak bisa berbicara usai insiden kabel menjuntai menjerat lehernya. Atas atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sultan dirawat di RS Polri sejak Kamis (3/8).
Peristiwa Kabel Menjuntai Jerat Sultan
Sultan terjerat kabel menjuntai pada 5 Januari 2023. Dia, yang berkendara bersama teman-teman SMA-nya pukul 22.00 WIB, mengalami kecelakaan.
Kabel fiber optik yang menjuntai itu tersangkut mobil, kabel itu tertarik mobil dan memantul ke leher Sultan. Sultan seketika tak sadarkan diri. Tulang tenggorokan sultan putus. Saluran makan juga putus.
Tindakan medis dilakukan. Hingga saat ini, Sultan tidak bisa bicara serta tidak bisa makan dan minum secara normal. Paru-parunya terdampak. Dia tidak lagi bisa mengkonsumsi makanan secara normal. Berat badannya menjadi turun.
(wnv/mea)