Jakarta –
Kapolresta Tangerang Kombes Sigit Dany Setiyono menerima laporan dari warga terkait balapan liar di Desa Sukaharja. Sigit mengatakan anggotanya akan standby di lokasi rawan balap liar untuk pencegahan.
Curhat mengenai balapan liar ini datang dari warga Desa Sukaharja, Tangerang, bernama Meilanuri. Dia mengaku takut pulang ke rumah karena adanya balap liar itu.
“Saya warga dari Desa Sukaharja, Sindang Jaya, Pak, mengenai trek-trekan di lingkungan, Pak. Itu agak meresahkan karena kalau mereka kumpul, saya kalau mau lewat itu takut, suka ketar-ketir ‘nyampe nggak ke rumah’,” ujar Mielanuri dalam program Jumat Curhat detikPagi, Jumat (29/9/2023).
Meilanuri menyebut balap liar itu tak terjadi apabila petugas kepolisian datang ke lokasi. Dia ingin patroli itu terus dilakukan.
“Nungguin mereka selesai trek-trekan, lama. Beberapa hari ini semenjak saya lihat ada polisi-polisi bermotor itu patroli itu alhamdulillah, Pak, aman. Alhamdulillah jadi kondusif. Jadi saya mengucapkan terima kasih banyak buat Pak Kapolres beserta jajarannya juga bersama polisi-polisi yang suka berkeliling naik motor, Pak. Terima kasih sekali Pak,” tutur dia.
Kapolresta Tangerang Kombes Sigit kemudian menjawab keluhan masyarakat itu. Sigit menyebut wilayah itu memang rawan balapan liar.
“Itu daerah Suvarna Sutra memang daerah salah satu target operasi malam kami, Bu. Jadi setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu pasti akan ada pasukan yang standby di sana,” kata Sigit.
“Namun demikian kami memang membutuhkan dukungan dan masukan dari masyarakat nanti lewat hotline Pak Kapolresta Ibu bisa telepon dan bisa WA saja cukup, itu sudah sangat membantu kami. Karena kami bisa mengetahui pergerakan atau aktivitas dari anak-anak geng motor atau rencana dari trek-trekan ini,” imbuhnya.
Sigit menyebut petugas beberapa kali berhasil menggagalkan balapan liar itu. Namun, kata dia, solusi permanen akan diutamakan agar anak-anak tak lagi melakukan balapan liar.
“Tetapi beberapa kali berhasil kita gagalkan, bahkan saat itu sebelum ada peristiwa yang meninggal karena kecelakaan tunggal itu sudah kita seringkali operasi di sana. Tapi memang seperti tadi kita diskusikan yang kita cari solusi permanen yaitu akar masalahnya apa, kita harus bekerja sama tentunya benteng paling kuat adalah keluarga,” tutur dia.
Sigit menyebut anak-anak yang melakukan balap liar di Sindang Jaya merupakan warga sekitar. Dia mengimbau agar orangtua ikut berperan untuk mencegah balapan liar ini.
“Anak-anak itu sebetulnya bukan anak-anak dari jauh, sebagian darah Sindang Jaya, Pasar Kemis atau mungkin pun datang dari jauh seperti geng motor seperti dari Serang, Bogor, sebagian kecil dan kita bisa deteksi itu. Jadi sebagian besar adalah putra-putri kita yang ada di wilayah Sindang Jaya,” jelas dia.
“Kalau saja kita sebagai orang tua lebih perhatian, karena akses motor, akses HP dan waktu dan lain sebagainya dari rumah, itu adalah dari orang tua. Kita pahami juga bahwa keterbatasan orang tua, tetapi kita butuh dukungan apabila ada keluarga atau kelompok masyarakat komunitas apa kira-kira kesulitan melakukan pengawasan kepada anak-anaknya kami siap berikan support, baik konsultasi, memberikan edukasi kepada anak-anak dan lain sebagainya,” lanjutnya.
(lir/imk)