Jakarta –
Staf tata usaha (TU) SMA Negeri 6 Jakarta, Dedi (46) ikut terlibat dalam proses pemadaman kebakaran panel listrik yang menewaskan Cecep Kohar sang satpam sekolah. Dedi menceritakan kronologis awal kebakaran itu terjadi.
Awal mulanya tuh ada percikan dari kabel panel itu, keliatan dari ventilasi udara. Pak Cecep yang tahu duluan. Akhirnya pas lihat itu, saya sama yang lain semua cari alat pemadam, termasuk Pak Willy,” kata Dedi kepada wartawan di SMAN 6 Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Dedi menyebut setelah mendapatkan Alat Pemadam Api Beroda (APAB), dirinya bergegas menghampiri ruangan panel listrik. Dedi dibantu oleh Willy untuk menggunakan APAB tersebut.
“Pas sudah dapat alatnya, langsung saya tari saya turunin, deketin ke ruangan panel. Disitu dibantu dibuka sama Pak Willy. Akhirnya saya sama Pak Cecep Almarhum langsung nyemprotin ke arah panel yang kebakar,” ujar Dedi.
“Posisi saya di depan Pak Cecep. Jadi Pak Cecep di belakang saya. Saya sih nggak pakai masker, kalau Pak Cecep saya nggak sempet melihat pakai atau nggak, karena kan di belakang saya,” tambahnya.
Dedi menerangkan pemadaman berlangsung cepat. Melihat api cepat padam, Dedi bersama Cecep berusaha untuk melihat guna memastikan bahwa api sudah benar-benar padam.
“5 menit udah mati itu apinya. Begitu sudah selesai, kita cek itu ke dalam apakah masih ada percikan api apa enggak, sesudah enggak ada api kita keluar, ya sudah setelahnya kita membersihkan sisa pemadaman itu,” ujarnya.
Dedi menuturkan saat keluar dari ruangan, Cecep sempat mengaku pusing. Dia melihat Cecep bersandar di tiang dekat parkir motor dengan posisi menghadap tiang.
“Korban mengatakan cuma pusing. Terus dia bersandar di tiang, kemudian dia jatuh, pingsan. Sempat mau dibawa ke UKS, tapi kepala sekolah nyuruh langsung bawa ke RS saja. Akhirnya kita bawa pakai mobil ke RS,” tutur Dedi.
“Kepala korban ini ada di paha saya waktu di mobil. Saya sempat tepuk-tepuk pipinya buat mastiin korban tetap sadar. Tapi pas di lampu merah pertama arah RS, saya dengar korban seperti ngorok. Saya masih berusaha coba tegur-tegur korban supaya sadar. Terus di lampu merah kedua begitu lagi, lalu mukanya pucat, matanya sudah ke atas ke belakang gitu,” ungkapnya.
Sebelumnya, panel listrik di SMAN 6Jakarta Selatanterbakar. Dua orang jadi korban, satu di antaranya meninggal dunia.
“Korban pertama (petugas keamanan sekolah) mendengar ledakan pada panel, lalu korban mengambil APAR di ruang guru dan mencoba memadamkan api. Api berhasil dipadamkan, namun korban terlalu banyak menghirup asap sampai tidak sadarkan diri. Kemudian korban dilarikan ke rumah sakit, pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal dunia,” demikian keterangan Sudin Damkar Jaksel, Jumat (29/9).
Adapun korban kedua selamat. Saat ini menjalani perawatan intensif di RSPP akibat sesak napas.
(azh/azh)