Jakarta –
KPK melakukan penggeledahan di rumah dinas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan proses penggelahan masih berlangsung hingga pagi ini.
“Informasi yang kami peroleh, proses kegiatan penggeledahan masih berlangsung di tempat dimaksud,” kata Ali saat dihubungi pukul 08.00 WIB, Jumat (29/9/2023).
Penggeledahan di rumah dinas Syahrul dilakukan sejak Kamis (28/9) pukul 16.30 WIB. Terhitung sudah 16 jam berlalu tim penyidik KPK masih melakukan geledah di lokasi tersebut.
Dalam penanganan perkara di KPK, penggeledahan dilakukan ketika sebuah kasus telah naik ke tingkat penyidikan dan adanya tersangka. Terkait hal tersebut, KPK masih enggan memerinci.
KPK juga belum menjelaskan temuan bukti dari belasan jam penggeledahan di rumah dinas Syahrul Limpo.
“Hasil penggeledahan belum bisa kami sampaikan,” ujar Ali.
Pantauan di lokasi, Kamis (28/9) sejak pukul 17.00 hingga pukul 22.00 WIB, setidaknya ada dua mobil berwarna hitam yang sempat keluar masuk rumah. KPK pun terlihat mengeluarkan sebuah box yang merupakan mesin penghitung uang.
Menurut sumber yang didapatkan oleh detikcom, benar bahwa kotak tersebut adalah mesin penghitung uang yang sengaja dibawa KPK ke rumah dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Mentan SYL Sedang di Roma
Yasin Limpo ternyata sedang bertugas di Roma, Italia, saat rumah dinasnya digeledah KPK. Hal itu disampaikan Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni.
“Pak Mentan lagi di Roma,” kata Sahroni, saat dihubungi.
Sahroni mengatakan Yasin Limpo di Roma menghadiri forum tentang pangan. Belum ada informasi lebih lanjut terkait kepulangan Yasin Limpo ke RI.
Adapun Yasin Limpo mengunggah kegiatannya di Roma di akun resmi Instagramnya. Dalam keterangan foto yang diunggah dua hari lalu, Yasin Limpo mengatakan melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu.
“Saya menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu, di sela-sela konferensi di Roma, Italia. Kami sepakat untuk memperkuat kerja sama Proyek Selatan-Selatan dan Triangular (KSST),” tulis Yasin Limpo.
Dia menerangkan kesepakatan yang terjalin merupakan bentuk kerja sama antar negara berkembang, khususnya di Asia, Afrika dan Pasifik. KSST, lanjut dia, merupakan hasil pertemuan kelompok kerja pertanian G20 Presidensi tahun lalu.
“Ini merupakan kerja sama antar negara berkembang, khususnya negara selatan di Asia, Afrika dan Pasifik, untuk berbagi pengalaman dan mencari solusi atas tantangan pembangunan pertanian. KSST merupakan hasil dari pertemuan kelompok kerja pertanian G20 Presidensi Indonesia tahun lalu,” tulis Yasin Limpo.
Dia optimistis proyek KSST bisa memberi manfaat besar pada pencapaian ketahanan pangan di kawasan Asia-Pasifik. Yasin Limpo mengatakan akan terus berkoordinasi dengan perwakilan FAO di Indonesia untuk mengidentifikasi potensi kerja sama dengan berbagai negara.
“Saya juga sampaikan apresiasi atas dukungan konkrit FAO selama lebih dari 40 tahun dalam menghadapi ancaman anomali cuaca, krisis pangan, degradasi lahan, dan hilangnya keanekaragaman hayati, serta penanganan wabah penyakit hewan,” tulis Yasin Limpo.
(ygs/idn)