Jakarta –
Tarif Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek minimal Rp 3.000 hingga Rp 20 ribu mulai berlaku hari ini. Warga mengeluh tarif baru LRT lebih mahal.
Salah seorang warga bernama Debi (29) mengatakan tarif tersebut terbilang mahal. Dia membandingkan tarif naik KRL yang hanya mengeluarkan Rp 3.000 pulang-pergi dari Jakarta ke Depok.
“Mahal kalau kayak gitu, saya kira kayak KRL, kalau KRL jauh dekat Rp 3.000 ya. Jadi saya setiap hari Jakarta-Depok karena kuliah itu tergolong murah kan harus naik ojek lagi,” ujar Debi di LRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).
Menurut Debi, tarif maksimal Rp 20 ribu untuk satu kali perjalanan itu mahal. Debi membandingkan tarif KRL, baik dekat maupun jauh, hanya Rp 3.000.
“Tapi kalau maksimal 20 ribu perjalanan berarti pulang pergi 40 ribu dong saya dari Bekasi ke Jakarta ya, belum nanti ojeknya, saya kerja lumayan dari sini Rp 20-60 ribu mahal ya. Kecuali Rp 3.000 itu jauh dekat kaya KRL diberlakukan seperti KRL,” tuturnya.
Debi berharap tarif transportasi umum semakin murah. Dia pun menyarankan tarif ideal LRT Jabodebek maksimal Rp 5.000 untuk pulang-pergi.
“Saya orang yang senang menggunakan transportasi umum, penginnya ya semakin murah semakin nyaman, supaya orang-orang nggak naik mobil lebih enak naik kendaraan,” kata Debi.
“(Ideal tarif) Rp 5.000 kali ya jauh dekat dari Bekasi-Jakarta karena kan orang yang pekerja kebanyakan Bekasi-Jakarta, Depok-Jakarta. Jarang ya yang tinggal di Sudirman apalagi kantor-kantornya jarang yang tinggal daerah situ,” imbuhnya.
Senada dengan Debi, Milda (45), juga menyebut tarif LRT Jabodebek yang diberlakukan mulai hari ini terbilang mahal. Milda mengatakan seharusnya tarif maksimal LRT Rp 10 ribu.
“Rp 3.000 lebih bagus tapi lebih bagus lagi Rp 3.000 sampai Rp 10 ribu karena kalau 20 ribu orang-orang kan itung-itungannya bawa motor misalnya kerja Rp 20 ribu bisa bolak-balik langsung sampai lokasi kalo LRT Rp 20 ribu itu masih jalan, bolak-balik Rp 40 ribu, belok akses ke rumah juga pasti ada ongkosnya juga,” katanya.
Warga lainnya, Dodi (45), juga mengatakan setuju dengan tarif LRT yang sebelumnya. Menurut Dodi, tarif sebelumnya masih sangat terjangkau masyarakat.
“Kalau harga segitu (maksimal Rp 20 ribu) untuk menengah ke atas yang naik ini. Minimal Rp 3.000 ya nggak ngaruh mau diturunin minimalnya jadi Rp 3.000 kecuali rumahnya dekat kalo jauh gimana?” ungkapnya.
Dia mengatakan tarif LRT sebelumnya Rp 5.000 dinilai murah. Namun tarif maksimal Rp 20 ribu bergantung pada perjalanan pengguna.
“Kemarin kan 5.000 karena promosi mau ke mana juga murah, sekarang kan Rp 20 ribu ya mahal, tapi tergantung tujuan si kalau ke Bekasi ya mahal. Tapi banyak yang bilang kalo promo naik LRT tapi kalau sekarang udah diberlakukan normal ya pada ke KRL nanti, sebenarnya tergantung gaji ya,” ujarnya.
Sebelumnya, tarif Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek minimal Rp 3.000 mulai hari ini. Tarif maksimal bagi pengguna, yakni Rp 20 ribu.
“Mulai 1 Oktober 2023 hingga akhir Februari 2024, tarif LRT Jabodebek menjadi minimal Rp3.000 dan tarif maksimal Rp20.000 ya teman Raina,” LRT Jabodebek di akun Instagram, Minggu (1/10).
“Saat ini LRT Jabodebek baru mengoperasikan 16 trainset dengan 234 perjalanan setiap harinya ya,” imbuhnya.
Tarif LRT Jabodebek sebelumnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 67 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik. Berdasarkan keputusan tersebut, harga tiket LRT Jabodebek mulai Rp 5.000 untuk 1 km pertama dan mengalami penambahan sebesar Rp 700 per km selanjutnya.
Selain itu, tarif LRT Jabodebek akan diberlakukan promo berupa diskon sebesar 78% yang diwujudkan dalam tarif flat sebesar Rp 5.000 untuk seluruh lintas pelayanan. Tarif promo Rp 5.000 itu diterapkan hingga akhir September 2023.
(whn/whn)