Jakarta –
Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi ilmiah usai menerima gelar honoris causa yang ke-10 dari Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Selangor, Malaysia. Megawati bicara 5 faktor mewujudkan transformasi sosial agar Indonesia jadi negara maju
Sebelum menyampaikan kelima poin itu, Megawati terlebih dahulu menjelaskan masalah yang dihadapi oleh transformasi sosial Indonesia. Yakni disiplin nasional, kualitas pendidikan, dan penguasaan sains dan teknologi masih menjadi penghambat utama kemajuan bangsa Indonesia.
“Namun menghadapi berbagai persoalan tersebut, setelah melakukan perenungan mendalam, hemat saya, transformasi sosial bangsa Indonesia ke depan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan,” kata Megawati di UTAR, Senin (2/10/2023).
Dia mengungkap pendekatan pertama yakni falsafah Pancasila sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno pada pidato Lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni 1945, harus tetap menjadi dasar sistem pemerintahan negara. Sistem itu mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, hukum, pertahanan dan keamanan hingga sistem pendidikan.
Selanjutnya faktor kedua, kata Megawati, berkaitan dengan pentingnya penyusunan Roadmap Blueprint Pembangunan masa depan. “Ini yang kami sebut Pola Pembangunan Semesta dan Berencana, baik dalam perspektif 25 tahun, 50 tahun, bahkan 100 tahun depan,” imbuh Megawati.
Kemudian, faktor ketiga yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia secara progresif dan berkelanjutan bagi peningkatan daya saing bangsa, serta peningkatan kemampuan bangsa untuk berdikari. Megawati pun sempat menyinggung soal global warming yang mengancam ketahanan pangan berbagai negara di dunia saat membahas poin ini.
Dia juga menyinggung situasi perang di Rusia-Ukraina yang semakin menambah masalah. Buktinya, ujar dia, pasokan gandum dunia tertahan. Dia lantas mendorong agar Indonesia, Malaysia, dan Singapura, bisa bergotong royong mengatasi permasalahan pangan global ini.
“Kita ketahui di seluruh dunia terjadi perubahan, global warming. Kita khawatir kalau berjalan terus begini, kemampuan membangun ketahanan pangan, akan menjadi sulit,” ujarnya.
Poin Keempat, kata Megawati, adalah pentingnya disiplin nasional, disertai internalisasi sistem nilai dan budaya bangsa yang mengedepankan fairness, integritas, daya juang, dan kemampuan untuk berkolaborasi melalui penciptaan nilai tambah guna mendorong kemajuan.
Lalu yang terakhir yakni tata kelola dan tata penyelenggaraan pemerintahan negara yang baik, guna memastikan bekerjanya seluruh fungsi dasar negara secara berkeadilan.
“Konstruksi pemikiran ini di dalam pelaksanaannya memerlukan kepemimpinan strategis sebagai bauran kemampuan merancang visi masa depan, kemampuan teknokratik, professionalisme. dan pentingnya tanggung jawab bagi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara,” pungkas Megawati.
(maa/dek)