Jakarta –
Polisi memastikan Ibu Grace (64) dan anaknya, David (38), yang ditemukan tinggal kerangka di Cinere, Depok, tewas bunuh diri. Grace dinilai memiliki kepribadian paranoid, sementara David dianggap berkepribadian skizoid.
“Untuk ibu (Grace) kami menemukan karakteristik psikologi yang khas sebagai ciri kepribadian yang bersangkutan bahwa kita lihat dari catatan yang ditinggal dari buku-buku yang dibaca dari bagaimana gaya hidupnya, pola hidupnya, pilihan makanan minumannya, bagaimana konsumsi dan sebagainya dan kami menemukan adanya indikasi seseorang yang memiliki ciri kepribadian yang bisa kami sebutkan sebagai ciri kepribadian paranoid,” ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).
Grace dianggap sebagai pribadi yang penuh kecurigaan dan penuh kecemasan. Grace juga sulit berbaur dengan lingkungan sekitarnya.
“Bahkan ada ide-ide atau keyakinan yang salah yang dimilikinya atau kita sebut dengan irasional,” tambah Nathanael.
“Kondisi ini diperburuk pasca suaminya meninggal, dimana sebelumnya suami sangat terlibat banyak mendapatkan mendukung, memfasilitasi, kebutuhan dibantu dalam mengurus rumah tangga termasuk keuangan,” lanjutnya.
Nathanael menemukan indikasi ketidakmampuan dalam pengelolaan keuangan. Grace, kata Nathanel, tak bisa memilah mana yang penting dan mana yang tidak penting.
“Ada indikasi yang kuat perilaku hording atau gangguan penimbunan pada yang bersangkutan. Jadi secara umum kami menemukan ada kondisi psikologis terkait dengan depresi,” ucap Nathanael.
“Dan juga kami menemukan indikasi yang cukup kuat berkaitan dengan sindrom negatif korban, yaitu dengan menarik diri, putus kontak sosial, kurang merawat diri, dan sindrom negatif yang cukup intens. Itu yang pada ibu (Grace),” sambungnya.
Sementara itu, David kuat terindikasi skizoid. Skizoid adalah kondisi dimana seseorang menghindari kegiatan sosial dan berinteraksi dengan orang lain.
“Kami menemukan ada indikasi yang kuat ciri kepribadian skizoid yang indikatornya adalah tertutup, menyendiri, adanya kecemasan sosial, ada kesepian, ada pasif dalam mengarahkan diri di lingkungan sosialnya,” ujar Nathanael.
Nathanael menemukan adanya frustasi dalam kehidupan David yang berkembang menjadi depresi. David disebut juga menyadari ada masalah soal isu kesehatan mental dalam keluarganya, termasuk soal ibunya.
“Dan kemudian ditemukan adanya pandangan skeptik dalam memandang kehidupan, yang mengarahkan pada kami menemukan adanya indikasi, ide terkait dengan bunuh diri pada saudara (David) ini,” lanjutnya.
Nathanael mengatakan David sehari-hari mengabiskan waktunya di dunia digital. Pihaknya, kata Nathanael, mengecek situs-situs yang diakses, lagu-lagu yang didengarkan, serta cuplikan film yang ditonton David.
“Dari koleksi-koleksi tersebut didapatkan nuansa depresi yang kemudian memang ada tema yang mengarahkan pada kematian,” tambahnya.
Hubungan antara David dan Grace bisa dikatakan sangat lekat. Meski ada perbedaan sikap dalam memahami kehidupan. “Kami juga menemukan bahwa anak ini patuh kepada orang tuanya namun di situasi akhir kehidupannya, dalam kondisi depresif dan ini kami menemukan adanya indikator dari catatan-catatan yang dibuatnya salah satunya yang kuat adalah tulisan yang diketiknya melalui laptopnya yang menunjukkan terkait dengan ajakan untuk mengakhiri hidup,” imbuh Nathanael.
“Profil psikologisnya mengarahkan kebersesuaian pada rating kematian bunuh diri. Ini kemudian di lihat ada indikator kuat, inisiatif sendiri, kita menemukan tulisan yang mengindikasikan, if anyone read this, then i’m already dead along with my mom. Depending this going to be true, believe or not,” lanjutnya.
Nathanael melanjutkan Grace depresif. Grace sepakat bersama David untuk bersama-sama mengakhiri hidup. Cara Grace dan David mengakhiri hidup persis yang kerap ditemukan di masyarakat Jepang.
“Walaupun kami temukan bahwa anak memiliki minat yang dalam terhadap Jepang, dari buku-buku bacaannya, komiknya, tontonannya, lagunya dan sebagainya, jadi itu yang dapat kami sampaikan. Dan anaknya yang memiliki ide tersebut, dia juga mempersiapkan, langkah-langkahnya, setingnya, pada ruang sempit, itu lah pilihannya menjadikan kamar mandi rumah sebagai TKP (bunuh diri), kalau melihat secara psikologis,” ujar Nathanael.
Polisi Setop Penyelidikan
Polisi menghentikan penyelidikan kasus tersebut. Polisi menyetop penyelidikan usai tak menemukan unsur pidana dari kasus ini.
“Dari jenazah maupun sekitarnya TKP tidak ditemukan bercak darah, berarti tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kemudian bagaimana tadi sudah ada indikasi awal dua korban ini untuk melakukan bunuh diri,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).
Hengki mengatakan kematian keduanya disebabkan oleh bunuh diri dengan mengurung diri di ruangan sempit sehingga disimpulkan kasus ini bukan merupakan peristiwa pidana.
“Kami simpulkan bahwa terhadap peristiwa yang terjadi di Cinere ini bukan peristiwa pidana. Disimpulkan bukan merupakan peristiwa pidana. Dari hasil Inter-Kolaborasi Profesi dalam rangka Scientific Crime Investigation yang dilakukan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama dengan Puslabfor Mabes Polri, Kedokteran Forensik, digital forensic, Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, dan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, sehingga penyelidikan dihentikan karena tidak ditemukan peristiwa pidana,” sebutnya.
(isa/mei)