Semburan air bercampur gas terjadi di permukiman warga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan semburan gas merupakan fenomena geologi umum yang banyak terjadi di Indonesia.
Pelaksana Tugas (Plt) Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan gas itu adalah gas biogenik yang sering muncul di rawa atau sawah, sehingga disebut gas metan sawah atau gas metan rawa sesuai yang telah diidentifikasi oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).
“Gas tersebut dihasilkan dari aktivitas dekomposisi material organik pada suatu rawa-rawa di masa lampau,” kata Wafid, dilansir Antara, Jumat (13/10/2023).
Wafid menjelaskan gas tersebut di bawah permukaan akan terakumulasi dan tertangkap pada kantong-kantong dengan sebaran yang relatif tidak luas.
Dia mengatakan gas itu umumnya terperangkap pada lapisan sedimen yang berumur muda kurang dari 10 ribu tahun dan muncul ke permukaan sebagai semburan akibat tertembus lapisan perangkap gas tersebut pada kedalaman tertentu.
“Melihat dari kejadian-kejadian serupa sebelumnya, kejadian semburan air bercampur gas tersebut umumnya relatif tidak lama sekitar satu hingga dua bulan,” papar Wafid.
Dia menambahkan fenomena itu sangat memungkinkan berdasarkan kondisi geologi lokasi munculnya semburan gas bercampur air tersebut yang berada pada kipas aluvium yang tersusun atas lempung, lanau, batu pasir, kerikil, dan kerakal.
Semburan air bercampur gas yang keluar dari lubang sumur bor sedalam 130 meter di Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) telah berhenti. Begini kondisi terkini di lokasi. (M Sholihin/detikcom)
|
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.