Pandeglang –
Perempuan dan anak di Kabupaten Pandeglang rawan menjadi korban kekerasan. Pasalnya, sampai Oktober 2023 tercatat sebanyak 78 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kalau kita liat data kasus sampai saat ini bulan Oktober jumlah kasus yang masuk ke UPTD PPA berjumlah 78 kasus,” kata Deo Hosbi Aditya Konselor UPTD PPA Pandeglang kepada wartawan, Selasa (17/10/2023).
Deo mengungkapkan kasus tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia mengatakan selama tahun 2022 tercatat 67 kasus.
“Naiknya cukup signifikan karena tahun kemarin 67 kasus dalam satu tahun,” ungkapnya.
Dari 78 kasus itu terbanyak ialah kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang mencapai 49 kasus. Sementara kekerasan fisik 22, psikis 4 kasus, ekploitasi anak 2 dan TPPO 1 kasus.
Deo menjelaskan persoalan ini ibarat seperti gunung es. Ia meminta perlu kerjasama semua pihak untuk mencegah dan penanganan terhadap korban.
“Kita tidak bisa bergerak sendiri di sini, melainkan butuh koordinasi dengan pihak terkait di setiap wilayah,” katanya.
Deo mengatakan ada beberapa faktor penyebab meningkatnya kasus tersebut, salah satunya ialah kurangnya orang tua dalam mengontrol pergaulan anak. Ia mengatakan UPTD PPA terus melakukan sosialisasi kepada sekolah agar bisa mencegah terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Mengadakan sosialisasi secara masif, beberapa sekolah untuk bisa melibatkan pihak sekolah, orang tua tentunya agar anak disiplin tidak keluar malam, ini salah satu langkah untuk bisa menarik kepedulian orang tua supaya tidak membebaskan anak main malam,” terangnya.
(ygs/ygs)