Jakarta –
Bakal calon presiden Anies Baswedan menargetkan penambahan kosakata Bahasa Indonesia menjadi 250 ribu dalam waktu lima tahun ke depan. Badan Bahasa Kemendikbud merespons pernyataan Anies Baswedan.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, Abdul Khak, mengatakan jumlah kosakata di KBBI Daring saat ini sudah mencapai 120 ribu. Pihaknya menargetkan pada akhir 2024 kosakata KBBI sudah mencapai 200.000.
“KBBI Daring sudah 120 ribu lebih lema/entri, ditargetkan akhir 2024 mencapai 200.000,” kata Abdul Khak saat dihubungi detikcom, Jumat (27/10/2023).
Dia mengatakan, apa yang ditargetkan Anies sudah lama menjadi target Badan Bahasa. Target itu sesuai dengan arahan Mendikbud Nadiem Makarim.
“Jauh sebelum Pak Anies bicara ini, Mas Menteri Nadiem sudah meminta kami di Badan Bahasa untuk menambah jumlah lema/entri KBBI menjadi 200.000 di akhir 2024,” tuturnya.
Dia menjelaskan KBBI adalah kamus besar yang merekam pemakaian kosakata oleh penutur bahasa Indonesia. Hambatan dari penambahan ini ialah jika kata itu belum dituturkan oleh penutur.
“KBBI itu kamus besar, ini bermakna bahwa kamus ini adalah kamus yang direkam dari pemakaian oleh penutur bahasa Indonesia. Hambatannya adalah bagaimana akan menambah jumlah lema/entri jika belum muncul dalam penggunaan penutur,” katanya.
“Lalu, kabijakan kami adalah, kami akan menambah dari dia sumber, istilah bidang ilmu dan bahasa daerah,” lanjutnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan menargetkan penambahan kosakata di KBBI jika menang di Pilpres 2024. Anies menargetkan kosa kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi 250 ribu kosakata dalam waktu lima tahun ke depan.
“Nah saya melihat Bahasa Indonesia harus diperkaya dan itu bisa dipercepat. Jadi 150 ribu, lalu 200 ribu, 250 ribu. Jadi saya berharap bisa mencapai angka 250 ribu dalam waktu lima tahun ke depan. Sehingga Indonesia lebih kaya,” kata Anies Baswedan kepada wartawan di acara Pameran Kebudayaan di Tugu Kunstring, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dari kabinet awal Presiden Jokowi ini menyatakan pemerintah perlu membangun kebudayaan, termasuk pembangunan literatur dan sastra. Selain Bahasa Indonesia, bahasa daerah juga perlu diperkaya. Bahasa daerah akan menjadi kaya jika Bahasa Indonesia juga diperkaya. Menurutnya, pembangunan literatur Bahasa Indonesia dapat dipercepat.
“Ya itulah salah satunya, semakin kita memperkaya Bahasa Indonesia maka bahasa daerah otomatis akan kaya juga,” ujarnya.
(rdp/gbr)