Jakarta –
Tim profesi ahli, Dosen Fakultas Teknik Sipil Unsoed, Nor Intang yang dilibatkan dalam penyelidikan insiden pecahnya jembatan kaca The Geong menyebut ada sejumlah fakta yang ditemukan. Menurutnya, kaca yang digunakan di wahana tersebut terindikasi bekas.
“Kacanya bekas. Kan ada lubang-lubangnya kayak ada bekas. Terus kemudian antara kaca satu dan lain ada yang bening terus kusam,” kata Intang dilansir detikJateng, Senin (30/10/2023).
Meski begitu, kaca bekas ini tidak bisa dijadikan patokan insiden ini terjadi. Yang terpenting adalah kualitas dari kaca tersebut.
“Tapi kaca bekas belum tentu kualitasnya turun. Tapi kan dia kan bekas bisa jadi 80 persen. Tapi tidak masalah. Yang ditekankan di sini kan adalah sifat kaca mudah pecah,” terangnya.
“Masalahnya dia tidak boleh kalau bukan kaca laminated. Itu standarnya PU. Minimal ada laminasinya tapi 2 lapis. Yang di the Geong itu tidak ada laminated-nya,” lanjutnya.
Intang menerangkan, untuk mengetahui secara pasti penyebab kaca pecah perlu dilakukan uji laboratorium. Kapasitas kekuatan kaca juga berbeda-beda. Perlu kajian lebih dalam.
“Untuk bisa memastikan penyebab kaca pecah. Maka bahannya itu harus diuji di laboratorium. Kalau kapasitas itu tergantung kacanya. Saya belum bisa memastikan harus diuji dulu. Bisa jadi kuat kan, yang satu lapis di Tegal itu juga kuat,” ujarnya.
Baca selengkapnya di sini.
(rfs/aud)