Jakarta –
Agus Subiyanto boleh dibilang besar di lingkungan keluarga broken home. Cicih, ibu kandungnya, meninggalkan rumah saat Agus berusia 5 tahun. Saat di bangku SMA ia menjadi yatim. Ayahnya, Serka Deddy Unadi tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada 1984. Ia dan adiknya kemudian diasuh ibu tiri.
Namun saat masih bugar, sang ayah kerap menyampaikan harapan agar Agus mengikuti jejaknya sebagai tentara. Selepas SMA di Cimindi – Cimahi, 1986, Agus Subiyanto pun mengikut tes di Sekolah Calon Bintara Kodam Siliwingi. Hasilnya dia dinyatakan tidak lulus tapi direkomendasikan untuk mengikuti Sekolah Calon Perwira tanpa tes. Kadung masygul dan tak paham maksudnya, Agus justru memutuskan melamar sebagai satuan pengamanan mal Internusa di Bogor.
“Lamaran saya tak diterima. Beberapa pertokoan lain di Bogor juga menolak,” tulis Agus Subiyanto dalam biografi bertajuk ‘Believe’ yang diterbitkan Kompas Penerbit Buku, Oktober 2021. Tak putus asa, dia juga melamar dan mengikuti tes hingga tahapan terakhir di lingkungan BUMN, PT PGN (Perusahaan Gas Negara). Hasilnya, dia juga tak lulus.
Pada 1988 Agus Subiyanto mengikuti tes masuk Akabri. Kali ini berhasil. Dia menjadi lulusan dengan nilai terbaik kedua se-Jawa Barat. Agus lulus dari Akabri pada 1991. Sebagai Letnan Dua pada 1995 dia diterjunkan dalam Operasi Seroja di Timtim untuk melumpuhkan pentolan Fretilin. Keberhasilan itu membawanya untuk mengikuti pendidikan Parako/Kopassus lalu dipromosikan menjadi Danyon 22 Grup 2 Parako Kopassus.
Karir militer Agus terus menanjak. Ketika Joko Widodo (Jokowi) menjadi Walikota Solo, dia menjadi Dandim di sana hingga 2011. Setiap hari libur atau akhir pekan, sebagai Dandim dia bersama Kapolres setempat biasa menemani Sang Wali Kota mengunjungi pasar-pasar tradisional. Atau ketika kegiatan olah raga bersama di hari Jumat, “kami biasa bersepeda sekaligus blusukan,” tulis Agus Subiyanto.
Persinggungannya dengan Jokowi terus terjaga ketika Agus dipercaya menjadi Danrem Surya Kencana Bogor dengan pangkat Brigjen. Suatu hari, Jokowi yang sudah menjadi presiden memanggilnya ke kediaman di lingkungan Istana Bogor. “Bagaimana kalau Pak Agus menjadi Danpaspampres,” kata Jokowi dengan tersenyum. Mendapat tawaran tiba-tiba seperti itu, sebagai prajurit Agus cuma bisa menjawab, “Siap!” Dia pun menggantikan Mayjen Maruli Simanjuntak yang kemudian dipromosikan menjadi Pangdam Udayana di Bali.
Selain operasi Timtim, Agus pernah berdinas di Poso sebagai Danrem Tadulako untuk membantu menangani aksi-aksi kelompok teroris di sana. Di sana dia berjumpa dengan temannya saat SMP dan SMA yang sudah menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi yang kerap disapa Rudy Gajah. Kolaborasi antara dua sahabat pun berjalan mulus. Rudy pernah menjadi Komandan Brimob, Kapolda Jawa Barat, dan sejak Maret 2023 menjadi Sekretaris Utama Lemhanas dengan pangkat Komisaris Jenderal (bintang tiga).
Agus pernah mengemban misi kemanusiaan saat terjadi gempa di Bantul. Pengalaman itu membuatnya ditugaskan kembali saat tsunami menerjang Poso dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Agus juga pernah berdinas di Aceh dan Palembang. Saat Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo menjadi Danjen Kopassus, Letkol Agus Subiyanto dipercaya menjadi kepala penerangan.
Sejak 25 Oktober 2023, Agus Subiyanto dilantik Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantiken Jenderal Dudung Abdurrahmah yang memasuki masa pension. Enam hari kemudian, Presiden Jokowi mengusulkan Agus menjadi calon panglima TNI untuk menggantikan Laksamana TNI Yudho Margono yang akan pensiun pada 26 November.
(jat/dnu)