Jakarta –
Sejumalah warga ikut merapat pada aksi bela Palestina dilakukan di kawasan Monas, Jakarta Pusat pagi ini. Tak hanya orang dewasa, sejumlah anak-anak tampak ikut dalam gerakan itu.
Pantauan detikcom di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023) pukul 07.00 WIB sejumlah warga yang hendak mengikut aksi di Monas tampak berjalan kaki mulai dari lokasi car free day Sudirman-Thamrin.
Seperti warga bekasi, Marzuki Umar, yang mengakak istri dan tiga anaknya untuk ikut aksi bela Palestina hari ini. Mereka berangkat menggunakan commuter line dari Stasiun Bekasi hingga Stasiun Sudirman kemudian berjalan hingga ke Monas.
Marzuki mengaku memang sengaja mengajak anak-anaknya pada aksi massa itu. Dia mengaku tak masalah jika harus berdesakan di tengah keramaian.
“Kita ini beruntung cuma bisa ngajak anak-anak jalan pagi untuk olahraga. Tapi kalau di Palestina, mereka jauh lebih tidak beruntung. Anak mereka tidur bahkan mati karena bom,” ucap Marzuki.
Menurutnya, duka yang dihadapi anak-anak tak sebanding dengan berdesakan pada aksi massa. Dia juga menuturkan ingin mengajarkan anak-anaknya tentang kepedulian terhadap sesama.
Orang tua ajak anak ikut aksi bela Palestina (Rumondang/detikcom)
|
“(Ikut aksi bela Palestina) ini berbagi perasaan, berbagi kepedulian, berbagi hati nurani, berbagi nilai-nilai kemanusiaan bagi seluruh keluarga. Bahwa mereka bukan cuma peduli terhadap kesehatan, pada hari ini, detik ini, ada (anak) yang seusia mereka itu mati oleh bom,” kata dia.
Tak hanya melalui aksi massa, pria 50 tahun itu mengatakan kerap berbagi informasi terkait kondisi terakhir di Palestina.
Senada dengan Marzuki, warga Jakarta Timur, Tisa (41), bersama dua anaknya terlihat mencolok berjalan mengenakan kostum bermotif semangka. Dia mengatakan, hal itu sebagai sikap pedulinya atas Palestina.
Tisa mengatakan meski tak mengikuti aksi massa yang digelar di Monas, dia akan menunggu longmarch aksi itu di sekitar Bundaran HI.
“Kayaknya karena aku bawa anak-anak, lihat gimana mereka. Kalau mereka kuat jalan, semangat jalan sampe Monas pengennya iya (ikut aksi bela Palestina),” ucap Tisa.
“Tapi kalau nggak kuat, kan nanti rencanannya bakalan pada jalan ke arah sini (HI), mungkin kita nunggu dii tengah-tengah gitu baru bergabung,” lanjutnya.
Tisa menuturkan ingin menujukan kepada anak-anaknya tentang apa yang terjadi di Palestina. Lebih jauh, kata dia, dirinya hendak mengajarkan sang anak untuk ikut bersuara membela ketertindasan yang terjadi di Palestina.
“Aku mau nunjukin apa yang terjadi disana. Dan mereka tuh paham ada yang salah, jadi aku pengen nunjukin mungkin kita jauh, nggak bisa ngapain-ngapain, nggak bisa ikut perang atau segala macem, kita bisa kirim doa, kita bisa bantu donasi dan kita bisa bantu bersuara, aku ajarin itu ke mereka,” tutur Tisa.
Tuntutan Aksi Bela Palestina
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Aksi Bela Palestina di Monumen Nasional (Monas) pada 5 November. MUI menyatakan aksi ini untuk menunjukkan sikap Indonesia.
“Masyarakat Indonesia mengutuk terhadap agresi Israel, kemudian kita menginginkan ada perdamaian di Palestina dan dalam waktu dekat gencatan senjata yang kita inginkan,” kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, saat dihubungi, Jumat (3/11).
Dia mengatakan Aksi Bela Palestina digelar sebagai kecaman atas serangan-serangan yang terus dilakukan Israel. Pada aksi tersebut, akan disampaikan sejumlah tuntutan terkait bencana kemanusiaan di Palestina dan Israel.
“Tuntutan paling mendesak ialah hentikan penindasan, penyerangan, dan lakukan gencatan senjata. Itu tuntutan mendesak. Karena banyak masyarakat sipil yang menjadi korban, ada anak-anak, wanita, hingga orang tua,” kata dia.
Per Jumat (3/11), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan korban tewas mencapai 9.061 orang. Dari jumlah korban tewas itu, sebanyak 3.760 orang di antaranya ialah anak-anak serta 2.326 perempuan. Selain itu, 32.000 orang lainnya terluka.
(ygs/ygs)