Jakarta –
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta merilis daftar 25 kelurahan rawan bencana banjir. Puluhan kelurahan rawan banjir itu tersebar di empat wilayah kota Jakarta.
Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang mengatakan daftar tersebut merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Kontingensi Penanggulangan Bencana Banjir di DKI Jakarta.
“Daftar 25 kelurahan rawan banjir menurut Pergub Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Kontingensi Penanggulangan Bencana Banjir di Provinsi DKI Jakarta,” kata Michael kepada wartawan, Rabu (8/11/2023).
Michael menjelaskan puluhan kelurahan tersebut kerap mengalami banjir secara berulang dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, kelurahan terletak di dekat kali atau sungai.
“Pada kelurahan tersebut terjadi banjir yang berulang dalam beberapa tahun terakhir, sehingga kami masukkan dalam kategori rawan,” jelasnya.
“Jadi kebanyakan dari wilayah tersebut memang berada di lokasi yang berdekatan dengan kali/sungai, seperti di aliran Ciliwung dan Pesanggrahan,” sambungnya.
Berikut rinciannya:
Jakarta Barat
1. Rawa Buaya
2. Tegal Alur
3. Kedoya Selatan
4. Kedoya Utara
5. Kembangan Utara
Jakarta Selatan
1. Cipete Utara
2. Petogogan
3. Cipulir
4. Pondok Pinang
5. Ulujami
6. Pondok Labu
7. Bangka
8. Pejaten Timur
9. Jati Padang
Jakarta Timur
1. Bidara Cina
2. Kampung Melayu
3. Cawang
4. Cililitan
5. Cipinang Melayu
6. Kebon Pala
7. Makasar
8. Rambutan
Jakarta Utara
1. Pademangan Barat
2. Pluit
3. Rorotan
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta menyiagakan 267 petugas penanggulangan bencana/TRC untuk mengantisipasi banjir. Personel tersebut ditempatkan di setiap kelurahan untuk mempercepat koordinasi penanganan bencana.
“Kami sudah punya TRC, jumlahnya 267,” kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan, Selasa (7/11/2023).
Isnawa menerangkan tugas personel TRC antara lain menangani bencana, mengedukasi, mengikuti proses evakuasi, serta penanganan pascabencana. Para personel bersiaga selama 24 jam penuh.
“Mereka ada piket 24 jam,” jelasnya.
Selain itu, Isnawa menuturkan pihaknya membentuk forum pengurangan risiko bencana yang beranggotakan 50 organisasi yang bergerak di bidang kebencanaan. “Seperti rescue, PMI, Tagana, SAR, dan lain-lain,” jelasnya.
(taa/dek)