Jakarta –
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menepis anggapan soal Ketua KPK Firli Bahuri bekerja one man show di KPK. Alex menyebut pimpinan KPK bekerja secara kolektif kolegial.
“Apakah yang dilakukan FB selaku Ketua KPK itu one man show? Saya sudah jalan 8 tahun di sini, sepertinya saya tidak pernah melihat kepemimpinan di KPK itu one man show, baik eranya Pak Agus Rahardjo maupun Pak FB,” kata Alex di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Alex lalu menjelaskan sistem kerja di KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri. Dia menyebut Firli belum bersedia menandatangani suatu dokumen bila pimpinan lainnya belum tanda tangan.
“Pak Ketua itu tanda tangan selalu terakhir, setelah pimpinan yang lain tanda tangan. Kalau belum ada tanda tangan pimpinan yang lain, Pak Ketua itu tidak mau tanda tangan,” katanya.
Alex kembali menegaskan tidak ada pimpinan KPK yang bekerja one man show. Alex menyebut pimpinan KPK tidak mempunyai hak veto untuk membatalkan suatu keputusan.
“Jadi tidak ada istilah one man show, satu pimpinan bisa mempunyai hak veto untuk membatalkan keputusan pimpinan yang lain. Bisa dicek nanti di surat-surat dinas di penindakan,” katanya.
Sebelumnya dilansir detikX, dugaan pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang menyeret Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri, berlarut-larut sejak Agustus lalu. Hari ini sedianya Polda Metro Jaya memanggil ulang Firli dan mengagendakan penetapan tersangka.
Namun Firli dikabarkan akan mangkir. Seorang Wakil Ketua KPK, kolega Firli, sedih atas situasi yang terjadi di lembaganya ini.
Seorang pimpinan KPK yang enggan disebutkan identitasnya tersebut mengaku kasus yang menerpa Firli membuat para pimpinan tidak fokus menjalankan tugas kesehariannya.
Untuk itu, ia ingin proses hukum kasus Firli segera dipercepat oleh kepolisian. Ia juga berharap Dewan Pengawas KPK segera melakukan sidang etik terhadap Firli.
“Jika bisa berharap, kiranya baik pihak Polda Metro yang menangani dugaan perkara pidananya maupun Dewas KPK yang memeriksa soal etik. (Sehingga) kami bisa kembali fokus melaksanakan tugas. Yang kita inginkan akselerasi penanganannya,” ucapnya kepada reporter detikX.
Terkait dugaan pemerasan yang dilakukan Firli, pimpinan KPK tersebut tak melakukan bantahan. Ia justru mengkritik Firli, yang selama ini memimpin lembaga antirasuah itu layaknya militer dengan satu komando tunggal.
“Style-nya one man show, lembaga yang kepemimpinannya bersifat kolektif kolegial (malah) ditampilkan yang bersangkutan dengan model sistem komando,” keluhnya.
(whn/isa)