Depok –
Viral di sosial media bantuan makanan stunting atau Pemberian Makan Tambahan (PMT) untuk balita stunting oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menganggarkan Rp 4,9 miliar. Namun, hal itu menuai komentar sebab menu PMT berisikan tahu dan nugget.
Dari foto beredar di sosial media, Kamis (16/11/2023), terlihat bola nasi nugget yang di dalam toples. Toples itu ditempeli sticker wajah Wali Kota Depok M Idris dan Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono bertulisan ‘Bocah Depok Kudu Sehat Prestasi Hebat Stunting Minggat’.
Kemudian, di foto yang kedua terlihat menu berisikan dua tahu. Serta, ada juga bola nasi yang berisikan ikan di dalamnya.
“PMT hari ini pun masih bola-bola nasi isi 3 pcs mana anaknya nggak mau makan lagi,” tulis orang tua pelapor dalam caption Instagram @infodepok.
Makanan pemberantas stunting di Depok, Jabar. (Devi Puspitasari/detikcom)
|
“Menu hari ini bang, nugget tempe 2 biji, apakah ini seharga Rp 18.000,” tulisnya.
“Cuma dapat beginian? masa sih anggarannya Rp 18.000,” tulisnya lagi.
Pemkot Depok Buka Suara
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Mary Liziawati mengaku sudah mengacu pada juknis dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mary menyebut PMT yang diberikan kepada balita adalah PMT lokal yang menggunakan bahan dasar lokal yang diolah oleh UMKM.
“Kita mengikuti juknis tersebut dengan pemberian selama 28 hari dengan 6 hari kudapan dan 1 hari makanan bekal. Ternyata masyarakat kita belum familiar dengan yang namanya kudapan,” kata Mary kepada wartawan di Balai Kota Depok, Kamis (16/11/2023).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Mary Liziawati (Devi Puspitasari/detikcom)
|
Permasalahannya, kata Mary, pada hari pertama pelaksanaan, masyarakat belum mengetahui bahwa pemberian PMT bukan makanan lengkap. Pihaknya pun melakukan sosialisasi mengenai hal itu.
“Ini kan rame ‘cuma dua tahu, cuma dua otak-otak’. Dari buku resep yang dikeluarkan Unicef dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa memang di kudapan itu terdapat dua jenis protein hewani yang sudah mencukupi kandungan gizi untuk para balita,” tuturnya.
“Otak-otaknya bukan otak-otak yang dijual pinggir jalan. Tapi otak-otak isinya telur, sehingga memang kandungan gizinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan Kemenkes,” tambahnya.
Mary mengatakan PMT ini baru pertama kali mendapat insentif daerah. Pihaknya mendapat anggaran dari Pemerintah Pusat untuk PMT lokal sebesar Rp 4,9 miliar yang akan diberikan ke 38 Puskesmas Kota Depok.
“(Per paket) Rp 18.000 itu all in ada pajak, ada distribusi, ada untuk kemasan, pencucian, karena kita bilang ke vendor penyedia cuci dahulu karena kita tidak ingin menambah himpunan sampah di kota depok. (Paket) 9.882 tiap hari selama 28 hari nanti numpuk seperti apa, sehingga kita minta kemasannya yang dipake ulang atau reuse,” ucapnya.
Makanan pemberantas stunting di Kota Depok. (Devi Puspitasari/detikcom)
|
Mary menjelaskan PMT yang diberikan kepada balita itu pun sudah memenuhi standar gizi. Hanya, hal itu belum tersosialisasi ke masyarakat hingga ramai diperbincangkan.
“Persepsinya selama ini yang sering dilakukan PMT Kota Depok adalah PMT yang diberikan dengan non anggaran pemerintah ya baik pihak swasta, CSR perusahaan, kemudian dari PKK dengan anggaran sponsor, anggaran CSR gitu. Jadi selalu diberikan menu lengkap. Belum pernah memang PMT lokal dalam bentuk kudapan,” ungkapnya.
(dnu/dnu)