Depok –
Anggota Komisi D DPRD Depok Fraksi PKB Babai Suhaimi membeberkan sejumlah kejanggalan dari program Pemkot Depok terkait bantuan makan stunting yang yang dianggarkan Rp 4,9 miliar. Babai mengatakan kejanggalan program tersebut mulai dari kandungan gizi sampai harga stoples yang dipakai.
“Kandungan gizi, jenis makanan yang tidak sesuai, kandungan gizinya dianggap kurang. Ditemukan ada pelaksanaan yang beda-beda, pemberian beda-beda dari jenis makanan,” kata Babai kepada wartawan di Ruang Paripurna DPRD Depok, Jumat (17/11/2023).
Babai juga menyampaikan soal adanya temuan penggunaan stoples plastik untuk makanan tambahan menu cegah stunting yang berbeda-beda. Dia juga menyinggung soal Pemkot Depok yang mau mengurangi pemakaian plastik.
“Dari alatnya stoplesnya berbeda-beda juga. Katanya untuk mengurangi plastik tapi nyatanya ada plastik. Termasuk nilai stoples kalo Rp 21 ribu kali 3 udah Rp 61 ribu, 61 kali balita yang diberikan udah berapa, jadi terkurang anggarannya, tuturnya.
Babai khawatir dari temuan kejanggalan itu nilai gizi jadi berkurang.
Yang dikhawatirkan ini mengurangi nilai gizi yang diberikan kepada anak-anak,” lanjut Babai.
Sebelumnya, dalam rapat itu dibahas soal harga stoples yang dibeli Rp 21 ribu untuk satu item. Awalnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Depok Mary Liziawati mengatakan penggunaan stoples guna mencegah bertambahnya sampah di Kota Depok. Karena itu, pihaknya menggunakan stoples re-use.
“Itu tadi kenapa kok pakai stoples, karena kami berpikir, kalau sediaan atau tempat yang langsung buang, menambah sampah di Kota Depok. Sehingga kita menyampaikan penyedia menggunakan stoples supaya bisa digunakan kembali. Ya di program ini kita pakai tempat reuse,” kata Mary.
Kemudian, Babai menanyakan harga satuan stoples tersebut ke wirausaha baru (WUB) selaku bagian dari vendor program bantuan makanan untuk anak stunting.
“Harga stoples satu berapa? Stoplesnya aja berapa satunya?” tanya Babai.
“Harga satu stoples Rp 21 ribu,” jawab salah satu vendor WUB.
“Rp 21 ribu satu stoples?” tanya Babai lagi.
“Kami dapat tiga (stoples) untuk satu orang reuse, seperti itu,” jawabnya.
“Jadi 1 bayi 1 stoples dalam kurun waktu 28 hari. (Hitungannya) Rp 21 ribu x 3 berarti Rp 60 ribu (untuk 1 bayi),” papar Babai.
“Dibagi 24 hari karena yang 4 hari itu pemberian makanan tambahan nasi sehingga ada kotak sendiri,” jawab vendor WUB.
(idn/idn)