Jakarta –
Kesepakatan gencatan senjata demi pembebasan sandera di Jalur Gaza terjalin. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyambut baik gencatan senjata ini.
“Indonesia menyambut positif dicapainya kesepakatan jeda kemanusiaan sementara di Gaza,” tulis Kemlu melalui akun X @Kemlu_RI seperti dilihat, Rabu (22/11/2023).
Indonesia secara konsisten menyerukan pentingnya penghentian kekerasan secara berkelanjutan guna membuka akses bagi bantuan kemanusiaan secara luas ke Gaza, termasuk bantuan dari pemerintah dan rakyat Indonesia.
“Kesepakatan tersebut juga diharapkan akan membuka peluang bagi pengakhiran konflik secara permanen serta dimulainya pembahasan yang serius bagi perdamaian yang menyeluruh dan adil,” lanjut Kemlu.
Selain itu, Kemlu RI mengapresiasi upaya mediasi yang diprakarsai oleh Qatar. Indonesia akan memanfaatkan gencatan senjata ini untuk mencari WNI yang masih berada di Gaza.
“Indonesia juga akan memanfaatkan kesempatan Jeda Kemanusiaan ini untuk terus menelusuri keberadaan 3 WNI yang bekerja di RS Indonesia Gaza yang hingga saat ini belum bisa dihubungi langsung,” imbuh Kemlu.
Sementara itu, beredar kabar bahwa dua WNI relawan di RS Indonesia di Gaza ditahan. Kemlu masih mencari kebenaran kabar tersebut.
“Kami sedang memverifikasi berita tersebut ke pihak-pihak di Gaza,” kata Jubir Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal.
Gencatan Senjata
Israel dan Hamas menyepakati pembebasan sandera dengan imbalan jeda pertempuran di Jalur Gaza setelah melakukan perundingan selama beberapa waktu terakhir, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).
Dalam kesepakatan yang diumumkan pada Rabu (22/11) waktu setempat itu, sebanyak 50 sandera Hamas, yang terdiri atas sandera wanita dan anak-anak, akan dibebaskan secara bertahap dalam waktu empat hari. Selama proses itu berlangsung, akan diberlakukan jeda pertempuran di Jalur Gaza.
(isa/imk)