Jakarta –
PT MRT Jakarta berencana membangun galeri edukatif dan informatif di dua stasiun mereka, yaitu Stasiun MRT Kota dan Stasiun MRT Monas. Keberadaan fasilitas tersebut diharapkan dapat memperkenalkan transportasi umum kepada anak sejak dini.
“Jadi nanti MRT akan membangun di Stasiun Kota dan Stasiun Monas. Jadi akan ada dibuat space atau area khusus pengunjung, seperti gallery wall di Stasiun Monas dan Stasiun Kota,” kata Kepala Divisi TOD PT MRT Jakarta Gunawan saat dihubungi, Jumat (24/11/2023).
Keberadaan galeri di dua stasiun masuk dalam pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) di sepanjang jalur MRT fase 2. Secara khusus, galeri di Stasiun Kota akan berisikan ‘harta karun’ bersejarah yang selama ini ditemukan di proyek pembangunan MRT fase 2A, mulai dari trem jadul peninggalan Batavia, serpihan porselen Cina hingga saluran air terracota.
Sementara di Stasiun Monas berupa gallery wall yang menampilkan bangunan-bangunan bersejarah, seperti Monas hingga Museum Nasional.
Sebelumnya, dalam Program MRT Fellowship 2023, detikcom bersama rombongan jurnalis berkesempatan menyambangi dua museum kereta di Jepang, salah satunya yaitu The Railway Museum yang terletak di Saitama. Museum kereta api ini dibuka sejak 2007 dibangun oleh perusahaan kereta api swasta, JR East.
Museum tersebut dilengkapi sarana edukatif berupa lima ‘stasiun’ yaitu Stasiun Rolling Stock, Stasiun Sains, Stasiun Pekerjaan, Stasiun Masa Depan, serta Stasiun Sejarah. Beragam jenis kereta api dipamerkan dalam museum interaktif ini. Seakan tak pernah sepi, museum terus didatangi oleh rombongan siswa SD maupun keluarga besar.
Museum selanjutnya yang dikunjungi ialah Tokyo Metro Museum di Edogawa. Di lokasi ini, pengunjung dapat mempelajari seluk beluk perkembangan kereta bawah tanah di Jepang yang mulai beroperasi sejak 30 Desember 1927. Sejumlah fasilitas ditawarkan dalam Tokyo Metro Museum, antara lain sudut sejarah Metro Tokyo hingga simulasi teknologi konstruksi.
Dalam kunjungannya, Gunawan terkesan dengan cara Jepang menjadikan museum sebagai sarana pembelajaran yang edukatif serta diminati oleh anak-anak. Ia pun mengungkap keinginan mengadopsi konsep museum kereta yang dibangun Jepang, namun dalam versi yang lebih minimalis.
“Idealnya dibangun seperti di Jepang tapi lebih minimalis, yang penting informatif,” jelasnya.
Gunawan juga melihat tingginya antusiasme anak-anak negeri sakura itu dalam mempelajari seluk beluk perkeretaapian. Ia berharap keberadaan mini museum yang dibangun di Stasiun MRT Jakarta dapat mengedukasi masyarakat mengenal transportasi umum sejak dini sekaligus mempelajari sejarah pembangunan MRT Jakarta.
“Museum kenapa ada, mungkin MRT bisa consider untuk bicara sejarah kaitan dengan pembangunan MRT. Lalu pengenalan kepada generasi muda kaitan sejak dini mengenal transportasi umum massal. Jadi kemarin di Museum Jepang kenapa banyak anak kecil gitu ya, ngikut mengajarkan naik kereta dan sebagainya. Nah tujuannya memperkenalkan transportasi umum sejak dini,” imbuhnya.
(taa/yld)