Jakarta –
Heboh di media sosial sejumlah mahasiswa terlibat kericuhan menjelang Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Mereka yang terlibat disebut berasal dari HMI Sulselbar. Aparat membantah insiden disebut kericuhan.
Kabar adanya insiden kericuhan jelang Kongres HMI di Pontianak itu disebut terjadi tak jauh dari Asrama Haji Pontianak, Kalbar, Jumat (24/11). Pihak kepolisian hingga HMI membantah insiden disebut kericuhan, sebab yang terjadi hanya protes. Berikut lima poin infonya:
1) Heboh Kericuhan Jelang Kongres HMI
Disebutkan bahwa insiden kericuhan melibatkan sesama mahasiswa Badko HMI Sulselbar. “Para para kita ji dari Badko Sulselbar (yang terlibat kericuhan)” ujar sumber detikcom yang merupakan kader HMI yang berada di lokasi kericuhan, saat dimintai konfirmasi, Sabtu (25/11).
Sumber tersebut tak merinci soal duduk perkara kericuhan. Dia hanya mengatakan ada kesalahpahaman sesama mahasiswa yang berujung kericuhan. “Dia mau melawan, ada kata-kata berkelahi (sehingga ditanggapi), ayo mi,” katanya, dilansir detikSulsel.
Dalam video beredar, tampak sejumlah pria diduga mahasiswa terlibat saling dorong. Namun aksi itu tidak berlangsung lama karena sejumlah pria menutup pagar. Dalam video beredar lainnya, terlihat kericuhan dengan aksi saling dorong. Seorang pria tampak terjatuh hingga menjadi bulan-bulanan massa dengan cara diinjak.
2) Polisi Bantah Kabar Insiden Kericuhan
Sementara itu, Kapolresta Pontianak Kombes Adhe Hariadi membantah ada kericuhan menjelang Kongres HMI. Meski begitu, pihaknya mengaku menerima keluhan dari mahasiswa Badko HMI Sulselbar saat tiba di Pontianak pada Jumat (24/11).
“Nggak ada (ricuh). Kemarin mereka nyampe di Asrama Haji kita sambut. Karena memang dari panitia lokal persiapannya tidak maksimal sehingga adek-adek dari HMI ini agak sedikit komplain lah ya. Komplain karena merasa tempat yang disiapkan tidak layak lah menurut mereka,” kata Kombes Ade, dilansir detikSulsel.
Namun dia menegaskan kondisi itu tak sampai berdampak luas. Dia memastikan Kongres HMI XXXII masih berjalan kondusif dan sempat dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Jadi dari kepolisian ini tidak ada bentrokan tidak ada rusuh,” katanya.
3) Kronologi Protes soal Fasilitas Kongres
Kombes Adhe menjelaskan kronologinya bermula ketika sekitar 1.000 mahasiswa Badko HMI Sulselbar tiba di Pontianak pada Jumat (24/11) sekitar pukul 16.30 WIB. Mahasiswa kemudian memprotes sebab fasilitas yang disiapkan panitia kongres tidak memadai.
“Akhirnya kita bantu menyiapkan tempat itu, karena sementara yang menyiapkan tempat memang kami. Pak Kapolda, menyiapkan tenda segala sesuatu,” sambungnya. Hal senada disampaikan Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Raden Petit Wijaya.
4) Masalah Fasilitas Sudah Tersolusikan
Menurut Kombes Raden, insiden yang melibatkan mahasiswa Badko HMI Sulselbar lebih terkait fasilitas. “Kata mereka itu, ini kan ada anggarannya kok kami ditelantarkan sama panitia. Makanya mereka sempat orasi dan sebagainya,” katanya.
Masalah itu tak berlarut-larut sebab pihaknya ikut mencari solusi terhadap komplain yang disampaikan mahasiswa Badko HMI Sulselbar. “Jadi kita sudah siapkan fasilitas buat para simpatisan dari Sulsel sama Sulbar. Kita juga masih menunggu yang dari Kendari, kita siapkan tenda, fasilitas MCK sama kasur,” kata Kombes Raden.
5) Penjelasan Pihak HMI Terkait Kejadian
Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur, Muhammad Fariz Zainal Islami membenarkan adanya protes mahasiswa yang viral di media sosial. Namun pihaknya membantah jika kejadian itu disebut sebagai kericuhan.
“Iya, tapi saya tidak membenarkan ya ini disebut sebagai kerusuhan, sebenarnya ini kegelisahannya teman-teman yang dari Sulselbar khususnya,” ujar Fariz saat dihubungi, dilansir detikSulsel, Sabtu (25/11).
Fariz mengatakan mahasiswa HMI Sulselbar sebenarnya merasa kecewa dengan fasilitas yang diberikan oleh panitia. Sebab mereka sudah menempuh perjalanan jauh namun tempat peristirahatan mereka jauh dari ekspektasi.
Fariz merincikan, tempat yang disediakan panitia hanya berupa tenda pernikahan dan dikumpulkan menjadi satu. Karena itu para mahasiswa lebih memilih berada di pinggir jalan.
Fariz turut meluruskan jika persoalan itu hanya karena tidak semua mahasiswa diizinkan masuk saat pembukaan kongres HMI oleh Presiden RI Joko Widodo.
(wia/dnu)