Jakarta –
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dipilih menjadi pimpinan sidang oleh Dewan Eksekutif Organisasi Parlemen Asia, Asian Parliamentary Assembly (APA) di Antalya, Turki. Dalam sidang itu, APA membentuk komisi khusus terkait Palestina.
Sidang itu digelar di Antalya, Turki, selama 26-29 November 2023. Forum dihadiri sekitar 16 negara anggota Executive Council antara lain Turki, RRC, Rusia, Pakistan, Saudi Arabia, Qatar, Lebanon, Iran, Irak, Kamboja, Bahrain, Azerbaijan.
Fadli Zon memimpin terbentuknya Komisi Palestina dalam Parlemen Asia dengan menekankan urgensi situasi Palestina saat ini. Sebagai pimpinan sidang, dia mengetok palu sekaligus mendeklarasikan berdirinya Komisi Palestina.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa parlemen, sebagai representasi rakyat, harus mampu menunjukkan komitmen melawan berbagai bentuk penjajahan seperti yang selama ini dilakukan Israel terhadap Palestina. Dia mengajak parlemen negara-negara Asia yang tergabung dalam APA bersatu menolak dan melawan penjajahan Israel.
Pada sidang ini, sejumlah parlemen menyampaikan pandangan terkait pentingnya upaya parlemen APA mendukung kemerdekaan Palestina. Hadir pula dalam sidang ini Wakil Ketua Parlemen Palestina, Ali Feisal, yang selanjutnya dipilih sebagai Ketua Komisi Palestina. Indonesia diminta menjadi Rapporteur dalam Komisi Palestina ini.
Dalam sidang itu, Fadli Zon juga mengutuk standar ganda dan kemunafikan negara-negara yang selama ini kerap menyuarakan hak asasi manusia dan demokrasi, namun tak bersikap merespons kekejaman Israel terhadap Palestina.
Menurut Fadli, Israel secara brutal menargetkan serangan terhadap masyarakat sipil termasuk wanita dan anak-anak. Ada lebih 15.000 korban jiwa dan puluhan ribu terluka. Israel juga telah terbukti membombardir rumah sakit, sekolah, jurnalis, pengungsi, dan termasuk di dalamnya Rumah Sakit Indonesia.
“Ini semua tindakan biadab, di luar kemanusiaan bahkan merupakan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang. Negara-negara pendukung kekejaman Israel, tak punya legitimasi lagi berbicara tentang moral kemanusiaan, demokrasi dan hak asasi manusia,” kata Fadli Zon mengawali sidang.
Fadli menegaskan dukungan penuh bangsa Indonesia, dalam mendorong terwujudnya kemerdekaan Palestina. Menurutnya, gencatan senjata yang bersifat sementara saat ini di Gaza tak akan efektif menghentikan kejahatan perang Israel kecuali gencatan senjata permanen dan bebasnya Palestina dari penjajahan.
Fadli juga mengajak parlemen Asia yang hadir untuk melakukan upaya bersama mendorong tercapainya kemerdekaan Palestina, salah satunya melalui Komisi Palestina yang baru saja dibentuk.
(fca/gbr)