Magelang –
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta taruna Akademi TNI dan taruna Akademi Kepolisian (Akpol) membiasakan diri berbuat baik. Sigit mengatakan hal itu perlu dilakukan agar para taruna dapat menjadi perwira yang berkarakter dan menjadi teladan.
“Para taruna juga harus membiasakan diri untuk berbuat baik agar dapat menjadi pemimpin yang memiliki karakter kepribadian luhur dan mampu memberi keteladanan. Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah memelihara kesehatan jasmani agar selalu dalam kondisi prima. Jika hal tersebut berhasil dilalui dengan baik, kami yakin suatu hari nanti ada di antara para taruna yang akan berdiri seperti kami saat ini, melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan,” kata Jenderal Sigit.
Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambutan di Upacara Wisuda Prajurit Bhayangkara Taruna (Prabhatar) Akademi TNI dan Akpol di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (28/11/2023). Jenderal Sigit bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjadi inspektur upacara.
Untuk diketahui, taruna yang diwisuda akan berstatus taruna tingkat I dan mengenyam pendidikan selama 4 tahun di akademi masing-masing matra. Untuk taruna Akpol, mereka akan lulus sebagai perwira berpangkat Inspektur Dua jika mampu mengikuti empat tingkatan pendidikan tersebut.
Jenderal Sigit mewanti-wanti pendidikan di akademi tak mudah. Dia menuturkan perwira yang tanggap lahir dari karakter tekun dan pejuang.
“Menempuh pendidikan sebagai taruna bukanlah perjuangan mudah. Dibutuhkan ketekunan dan pengorbanan agar terlahir menjadi perwira muda yang tanggap,” ucap Jenderal Sigit.
Dia mengatakan perwira muda akan menghadapi berbagai tantangan di antaranya ketidakpastian kondisi global, dinamika geopolitik, kemudian dampaknya bagi keamanan dalam negeri. Tantangan lainnya adalah target memanfaatkan bonus demografi secara maksimal pada 2030-2035.
“Hal ini penting karena tantangan tugas ke depan tidaklah mudah. Ketidakpastian global akibat disrupsi teknologi dan kondisi geopolitik terus terjadi sehingga berdampak terhadap stabilitas keamanan dalam negeri. Selain itu, perlu diketahui bahwa setelah para taruna selesai menjalani pendidikan pada tahun 2027 nanti,” tutur mantan Kapolda Banten ini.
“Bangsa Indonesia akan memetik manfaat bonus demografi tahun 2030 sampai dengan 2035, sehingga para taruna memiliki peran penting untuk memanfaatkan momentum bonus demografi tersebut. Di mana salah satu kunci utamanya adalah dengan menjadi sumber daya manusia yang unggul,” lanjut dia.
Sigit juga meminta para taruna memiliki bekal pengetahuan yang luas dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, Sigit meyakini para taruna akan menjadi perwira yang kemampuannya diperhitungkan dunia internasional.
“Oleh karena itu, bekali diri dengan ilmu pengetahuan dan kemampuan teknologi yang relevan dengan perkembangan zaman, serta tingkatkan kemampuan berbahasa asing, agar para taruna dapat menembus batas hingga ke dunia internasional,” ujar Jenderal Sigit.
(aud/haf)