Jakarta –
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerukan kepada seluruh peserta yang hadir dalam Global Muslim Business Forum 2023 untuk memperkuat kerja sama demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kolaborasi itu diharapkan dapat mengedepankan prinsip kemitraan yang setara, inklusif dan menguntungkan.
“Di tengah semakin terpolarisasinya dunia, bisnis halal harus mampu mempersatukan negara-negara Muslim dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan yang mampu menjawab beragam tantangan global dan meningkatkan kemakmuran umat Islam di berbagai penjuru dunia,” kata Ma’ruf dalam pidatonya di Global Muslim Business Forum di Kuching, Malaysia, Senin (28/11/2023).
Ma’ruf mengajak negara-negara muslim untuk menyamakan visi mengenai arah pengembangan industri halal. Dia berharap ASEAN menjadi pelopor kawasan ekosistem halal hub terintegrasi.
“Fokus diperlukan pada peningkatan investasi bersama, dan pembangunan ekosistem halal hub terintegrasi di berbagai kawasan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Saya berharap kawasan ASEAN dapat menjadi pelopornya,” tutur dia.
Ma’ruf juga menekankan mengenai pentingnya harmonisasi standarisasi halal bertaraf internasional. Hal itu diharapkan dapat menghilangkan hambatan perdagangan antarnegara.
“Saya menyambut baik dengan telah ditandatanganinya kerja sama saling pengakuan atas sertifikasi halal untuk produk domestik antara Indonesia dengan Malaysia pada bulan Juni lalu. Saatnya kita memaksimalkan peran OKI, IDB dan berbagai lembaga internasional Islam lain agar selaras dengan organisasi internasional atau forum internasional lainnya untuk memperkuat kerja sama guna kepentingan ekonomi syariah di masa depan,” beber Ma’ruf.
Ma’ruf juga berbicara mengenai pemanfaatan teknologi digital dan inovasi dalam pengembangan ekonomi syariah. Menurut Ma’ruf, teknologi dan inovasi akan mendorong peningkatan konektivitas.
“Ini akan memberikan kemudahan, akses, dan pertukaran informasi serta pengetahuan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah,” imbuh Ma’ruf.
“Oleh karena itu, peningkatan kerja sama pengembangan infrastruktur dan penelitian inovasi dan teknologi digital menjadi penting. Ini akan menghasilkan inter-operabilitas digital yang tinggi dan memperluas konektivitas layanan. Salah satu contohnya dengan mendorong sistem pembayaran digital berbasis syariah antar-negara,” sambung dia.
Poin terakhir yang disampaikan Ma’ruf yaitu peningkatan kontribusi ekonomi syariah sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ma’ruf menjelaskan tujuan syariah adalah untuk memelihara kesejahteraan manusia.
“Ini direalisasikan dalam pembangunan ekonomi yang adil, seimbang dan ramah lingkungan, atau dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan. Ke depan, untuk mampu menyelamatkan bumi dari kerusakan dan ancaman perubahan iklim serta menjaga keseimbangan bumi, kita harus berani melakukan transformasi ekonomi ke arah terwujudnya sistem produksi dan konsumsi yang seimbang dan bertanggung jawab,” kata Ma’ruf.
(knv/azh)