Jakarta –
Masjid Al-Muqarrabien membuka posko pendaftaran bagi siapa saja yang bersedia menjadi relawan ke Palestina, Gaza. Lantas, bagaimana cara masjid Priok mengirim para relawan ini ke Gaza?
Ketua aksi relawan kemanusiaan sekaligus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muqarrabien, Mohammad Tawakal mengatakan sudah ada 350 orang yang siap mengikuti aksi kemanusiaan ini. Dari 350 pendaftar, terdapat dua tipe relawan.
Tipe pertama adalah relawan yang mampu membayar biaya perjalanan menuju Gaza, Palestina secara mandiri. Mereka yang membayar perjalanan secara mandiri ini akan diberangkatkan pada pemberangkatan paling awal.
“Kita ada 2 cara. Yang pertama untuk yang punya uang biaya ditanggung relawan masing-masing. Bisa berangkat lebih awal,” kata Tawakal saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/12/2023).
Tipe kedua adalah pendaftar yang tak mampu membiayai perjalanan kemanusiaan ini secara mandiri. Para pendaftar ini nantinya akan mengikuti seleksi terlebih dahulu sebelum diberangkatkan dengan biaya yang ditanggung oleh Tawakal selaku ketua aksi.
“Kedua, untuk relawan yang tidak punya yang akan kita seleksi sebelumya dan InsyaAllah kalau sudah lulus seleksi dan layak menurut kami akan diberangkatkan namun poin catatannya relawan harus benar-benar siap dan penuh dengan semangat kemanusiaan,” ujarnya.
“Untuk relawan yang telah lolos seleksi, insyaAllah kita usahakan biayanya,” tambahnya.
Setelah tahap penyeleksian usai, tahap pemberangkatan pun akan dibagi menjadi empat tahapan dengan pemberangkatan paling awal pada Februari 2024. Para relawan dijadwalkan melakukan aksi ini selama 6 bulan lamanya.
“Rencana kami 6 bulan. Insyaallah bulan 2 bulan 3 2024,” tutupnya.
Nantinya, para relawan ini akan diberangkatkan melalui beberapa jalur. Mulai dari udara, darat dan laut.
“Mekanisme ya kita nanti ada beberapa cara lewat jalur udara, jalur darat, jalur laut,” ujarnya.
Tawakal mengaku segala sesuatu yang nantinya terjadi di Palestina, sudah menjadi tanggung jawab sang relawan.
“Itu sudah menjadi resiko kami sebagai relawan mba. Saya pun berangkat yang paling awal nanti,” ujarnya.
“Yang namanya relawan harus siap segala resikonya. Apa lagi ini relawan di daerah konflik,” tutupnya.
(taa/taa)