Pergerakan tanah terjadi di Kabupaten Sukabumi. Sebanyak lima rumah warga di Kecamatan Cireunghas, Sukabumi retak-retak hingga ambruk akibat peristiwa pergerakan tanah tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengungkap penyebab pergerakan tanah di Sukabumi, Jawa Barat tersebut. Simak informasinya!
Lima rumah warga di Kampung Tegalkaso RT 05/03 Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat rusak akibat pergerakan tanah. Sembilan orang warga harus mengungsi.
Dilansir detikJabar, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cireunghas Andri Muhammad Fadil mengatakan, awal keretakan itu terjadi pada 18 November, lalu 26 November dan terakhir pada 1 Desember 2023. Retakan berawal dari kolam ikan hingga sawah.
“Yang pertama itu kejadiannya pas tanggal 18 November, awalnya itu cuman retakan hanya kolam ikan sampai sawah, pas tanggal 27 mulai melebar ke atas sekitar 100 meter. Rumah yang terdampak sekitar 5 rumah, tiga rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang dan satu rumah rusak berat,” kata Fadil.
Hasanudin (30), warga setempat mengatakan, awalnya retak akibat pergerakan tanah hanya terjadi sedikit. Namun, retak-retak itu semakin melebar hingga satu rumah warga roboh.
“Iya masih maju tiap harinya. Itu hampir seminggu, sekarang rumah ambruk. Hampir seminggu ini retak-retaknya 150 meter panjangnya. Rumah warga ini ada empat yang retak-retak. Yang roboh total ada satu rumah, itu rumah baru ngebangun lagi,” kata Hasan, Jumat (1/12/2023).
Rumah ambruk akibat pergerakan tanah di Cireunghas, Sukabumi (Foto: Istimewa)
|
2. 43 Rumah Terancam Rusak
Sebanyak 43 rumah warga terancam rusak akibat pergerakan tanah di Sukabumi, Jawa Barat. Karna Suganda (43), warga setempat mengaku was-was akan bencana pergerakan tanah tersebut.
“Kalau warga kan mengharapkannya gitu, seharusnya kan cepat-cepat lah jadi ada kepastian dan masyarakat nggak waswas lagi. Ini masyarakat harus mengungsi atau tidak, intinya ada kepastian saja,” kata Karna, Minggu (3/12/2023).
3. Warga Diminta Mengungsi Sementara
Camat Cireunghas Asep Mahmud mengatakan pihaknya bersama BPBD sudah melakukan pemantauan lokasi bencana pergerakan tanah di Sukabumi sejak Senin (18/11/2023) Dia meminta agar warga mengungsi sementara.
“Penanganannya kita persuasif kepada warga, lokasi pergeseran tanah ditinggalkan, jangan ditempati, dan jangan terlalu banyak aktivitas gitu, sampai berita ini longsor jangan ada yang menempati,” kata Asep.
Pihak desa mempertimbangkan tempat penampungan sementara untuk warga yang terdampak dan terancam pergerakan tanah. Dia juga sedang mengusahakan kebutuhan air bagi warga yang akan mengungsi.
“Ya kalau intruksi dari atas harus direlokasi dan di kosongkan warga siap bersedia. Sedang di pikirkan, dalam waktu dekat warga siap menampung pengungsi sementara,” tutupnya.
Baca di halaman selanjutnya soal penyebab pergerakan tanah di Sukabumi.