Jakarta –
Seorang pria sopir mobil pick up di Walang Jaya, Jakarta Utara dikeroyok. Pria itu dikeroyok lantaran disangka maling.
Menurut kesaksian warga, pengemudi tersebut bukan maling. Ari (48), saksi mata sekaligus warga setempat menceritakan kronologi kejadian yang terjadi tepat di depan warung makannya itu. Ia mengungkapkan banyak kesalahan informasi yang beredar di masyarakat.
“Itu salah itu info yang beredar. Bukan nyerempet dia,” kata Ari ditemui di Jalan STM Walang Jaya, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/12/2023).
Ia menjelaskan pengemudi yang disebutnya sebagai mahasiswa itu membawa kendaraan roda dua milik keluarganya yang rusak. Bukan hasil maling seperti yang dituduhkan warga.
“Jadi ada anak bawa mobil pikap yang opungnya, terus dikejar sama Dishub katanya maling atau apa gitu. Terus orang ngikut mukulin. Bilangnya maling,” jelasnya.
“Itu motor rusak, dia muat motor rusak. Anaknya kasian dipukuli. Babak belur,” tambahnya.
Ia pun menceritakan bagaimana situasi dan kondisi saat pengeroyokan terjadi. Narasi yang menyebut adanya tabrak lari yang dilakukan oleh pengemudi itupun juga ditepis oleh kesaksian Ari.
“Saya bilang aduh kasihan. Kepalanya dihantam sama helm lah, sama apa lah dipukulin ke dia semua,” ujarnya.
“Engga. Gaada tabrakan sama sekali,” lanjutnya.
Selaras dengan Ari, saksi lain bernama Viki (24) juga turut memberikan kesaksiannya pada saat kejadian berlangsung. Ia menjelaskan kronologi pengemudi pikap yang akhirnya menjadi bulan-bulanan massa itu.
“Dari warganya itu ngomongnya dia nyerempet orang di Jaya. Padahal dia di Jaya itu beli ban mobil. Mampir. Parkir di pinggir jalan,” ucapnya.
Viki menjelaskan, sang pengemudi yang sebelumnya telah menaikan motor rusaknya itu lalu memarkirkan mobil pikapnya di pinggir jalan. Dia pun kemudian didatangi dishub yang membuatnya mengingat kembali kejadian yang tak mengenakkan.
“Sebelumnya habis dari pasar ambil motor yang rusak itu. Waktu parkir di pinggir jalan dia disamperin dishub. Nah waktu disamperin dia punya trauma sama Dishub karena pernah bayar Rp 2,5 juta karena KIR nya mati,” ujarnya.
“Nah dia takut diomelin omnya kalau sampai bikin masalah lagi, nah dia kabur. Kabur sama Dishubnya mungkin dikejar kali ya, ditanya warga mungkin Dishubnya salah jawabnya. Nah sama warga dikejar. Dikira maling,” tambahnya.
Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Koja AKP Asman Hadi membenarkan kesalahpahaman yang terjadi.
“Jadi saya luruskan ini salah paham ya mba. Dia bukan maling,” ucapnya.
Asman pun menjelaskan mengapa sang pengemudi bisa disebut maling oleh warga
“Jadi kronologinya pengemudi ini motornya patah. Dibawa ke mobil pick up. Waktu dia parkir di pinggir jalan, petugas dishub nyamperin. Dia kabur karena katanya pernah di derek bayar mahal sama dishub,” ujarnya.
“Waktu kabur dia kaburnya ngebut sambil zig zag. Ada massa yang bilang maling. Dikejar lah dia sama warga. Waktu dia berhenti di jalan STM Walang Jaya itu, diamuk lah dia,” tutupnya.
(dek/dek)