Jakarta –
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, buka suara usai rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal menghasilkan resolusi gencatan senjata untuk menghentikan perang Israel-Palestina di Gaza. Retno mengatakan Indonesia menyesalkan hasil rapat tersebut.
Pernyataan Retno itu disampaikan melalui cuitan di akun X pribadinya seperti dilihat Sabtu (9/12/2023). Retno mengatakan Indonesia selama ini menjadi salah satu negara yang terus mendesak agar perang di Gaza segera dihentikan.
“Saya sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” cuit Retno menggunakan bahasa Inggris.
Menurut Retno, harus ada sikap yang jelas dilakukan dalam menyelesaikan perang di Gaza. Retno menilai penyelesaian konflik tersebut tidak bisa mengandalkan kepedulian dari beberapa negara.
“Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada belas kasihan beberapa negara dan tanpa daya menyaksikan kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” ujar Retno.
AS gagalkan resolusi DK PBB
DK PBB menggelar rapat soal kondisi Jalur Gaza dan menghasilkan resolusi penghentian perang Israel-Palestina untuk lokasi tersebut. Amerika Serikat (AS) menggunakan haknya selaku anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB yakni veto. Resolusi untuk damai di Gaza batal gara-gara AS.
Rapat DK PBB untuk menghasilkan resolusi bagi perdamaian di Gaza ini merupakan hasil dari upaya bersurat dari Sekjen PBB Antonio Guterres. Bila Israel menjadikan serangan Hamas 7 Oktober lalu sebagai legitimasi pembantaian di Gaza, Guterres tidak bisa menerima argumentasi semacam itu. Maka Guterres bersurat ke Presiden DK PBB agar segera ada resolusi gencatan senjata.
Dilansir The Associated Press (AP), Sabtu (9/11/2023), rapat DK PBB yang menghasilkan resolusi digelar pada Jumat (8/11) waktu setempat. DK PBB menilai jeda kemanusiaan adalah hal yang sangat perlu bagi Gaza agar korban sipil dan kehancuran tidak terus bertambah.
Voting dilakukan untuk menghasilkan resolusi. Dari 15 anggota DK PBB, sebanyak 13 anggota setuju resolusi untuk gencatan senjata di Gaza, 1 negara yakni Inggris abstain, 1 negara yakni AS menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi itu. Mentah sudah hasil rapat itu.
Dalam rapat, sekutu AS yakni Jepang dan Prancis ternyata menyetujui resolusi DK PBB untuk gencatan senjata di Gaza. Melawan sikap AS, pihak kementerian luar negeri dari Mesir, Yordania, Otoritas Palestina, Qatar, Arab Saudi, dan Turki sudah di Washington DC untuk bertemu Menlu AS Antony Blinken.
(ygs/dnu)