Jakarta –
Polda Maluku mengumumkan siswa Pendidikan Pembentukan Bintara Abdul Jerry Pratama Papasoka (21) lulus dengan peringkat 1 umum dari 230 siswa. Jerry mendapat predikat lulusan terbaik kategori Cendikia.
Kini anak tukang ojek di Kepulauan Aru, Maluku itu telah resmi menjadi polisi berpangkat brigadir dua (Bripda). Jerry mengatakan dirinya telah membuktikan kondisi ekonomi tak menjadi penghalang dirinya meraih cita-cita.
“Saya bertekad ‘orang lain bisa, masa saya tidak bisa’. Selama kita mengandalkan Tuhan, pasti bisa. Saat itu juga banyak orang entah dari mana-mana yang tidak kita kenal bantu kita,” kata sulung dari lima bersaudara ini kepada detikcom, Senin (25/12/2023).
Jerry mengatakan dirinya memiliki adik berusia 12 tahun, 8 tahun, 7 tahun dan 1 tahun enam bulan. Dia ingin menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya.
“Saya harus bisa mengubah kita punya kehidupan. Bapak bilang adik-adik masih banyak di belakang. Kalau bukan saya yang mau berjuang, siapa lagi? Siapa yang nanti lihat (memperhatikan-red) adik-adik? Di saat papa mama sudah tua nanti pasti nanti saya yang gantikan papa mama untuk adik-adik,” ujarnya.
Juara 4 kompetisi sains bidang geografi tingkat Kota Ambon ini menceritakan alasannya ingin menjadi polisi karena memang dia memang bercita-cita bekerja di kedinasan. Pun dia ingin melanjutkan kuliah, tapi terkendala biaya.
“Semenjak sekolah saya sudah pikir kalau mau lanjut kuliah, biaya lebih besar lagi. Dulu awalnya saya sempat tes Akmil, Angkatan Darat, tapi gugur di kesehatan pertama. Seiring berjalannya waktu, saya di rumah tunggu-tunggu waktu untuk tes lagi,” ucap Jerry.
Jerry mengaku satu waktu dirinya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku dari Polresta Ambon. Orang tersebut adalah Freddy Tamaela.
Foto: Jerry dan keluarga (dok. Polri)
|
Tak dinyana, Freddy Tamaela menawarkan Jerry mengikuti rekrutmen Bintara Polri lewat jalur rekrutmen proaktif atau rekpro. Jerry mengaku sempat skeptis.
“Sore hari, beliau, Pak Freddy Tamaela telepon bilang, ‘Mau ikut tes jalur rekpro atau tidak?’. Awalnya saya tidak tahu jalur rekpro itu seperti apa. Ternyata nama saya terdaftar di 100 anak berprestasi di Kota Ambon,” kata Jerry.
Singkat cerita akhirnya Jerry memahami lomba sains yang pernah dijuarainya saat duduk di SMAN 5 Siwalima Ambon membuat dirinya ditelepon pihak Polresta Ambon. Jerry mengatakan dirinya juga diimbau untuk fokus mempersiapkan diri untuk latihan dan mengabaikan ucapan-ucapan miring soal masuk polisi harus punya ‘orang dalam’ dan mengeluarkan uang.
“Saya dibilang fokus saja, jangan pikir orang bilang tes itu harus ada orang dalam, harus mengeluarkan uang,” sebut Jerry.
Bantu Ayah Jual Ikan, Tak Mampu Makan Nasi
Jerry menuturkan kondisi ekonomi keluarga menjadi tolak ukurnya dalam menyikapi hidup. Sedari SMP dia membantu ayahnya berjualan ikan di salah satu pasar, Kepulauan Aru, dan menggantikan ayahnya menarik ojek.
“Saya jadikan orang tua contoh, tolok ukur. Kita jangan pernah malu dengan pekerjaan orang tua kita. Apapun pekerjaan mereka, hargai dan hormati. Jangan kita sebagai anak malu, minder. Bahkan harus kita jadikan motivasi supaya kita dapat melangkah ke depan,” ujar Jerry.
Jerry menuturkan sang ayah bekerja serabutan di Kepulauan Aru. Dari menjadi nelayan, lalu alih pekerjaan menjual ikan di pasar, membuat dan menjual sagu olahan, memotong rumput hingga menarik ojek.
“Ayah bekerja sebagai tukang ojek, sebelumnya nelayan. Namun sekarang beliau sakit-sakit, jadi alih profesi di ojek. Papa nelayan sudah lama, dari 2014. Kita juga kerja sagu, bikin sagu di Aru, kita pangkur sagu,” cerita Jerry.
“Pendapatan ayah kurang, lalu pindah papa jual ikan, setiap pagi sebelum ke sekolah saya pergi bantu persiapan di pasar. Setelah itu siap, nanti papa jual ikan, dan saya baganti baju lalu sekolah,” sambung Jerry.
Jerry mengatakan ibunya adalah ibu rumah tangga. Pendapatan sang ayah bahkan tak cukup sekeluarga makan nasi.
“Di rumah itu kaya kita punya makan, kalau makan nasi sudah sangat bersyukur karena kaya setiap hari pasti bubur, masak bubur. Kalau masak nasi itu kita kan tinggal sama oma juga, keluarga dari papa juga. Jadi kalau masak nasi suka nggak cukup. Dari situ juga saya lihat semuanya itu, saya harus bisa supaya kehidupan keluarga membaik dari yang sekarang,” ungkap dia.
Jangan ‘Kacang Lupa Kulit’, Jangan Sakiti Hati Masyarakat
Jerry menuturkan dia keturunan pertama marga Papasoka yang menjadi anggota Polri. Hal ini menjadi semangat sekaligus beban bagi dirinya untuk menjaga nama baik marga Papasoka.
“Dalam keluarga kita belum pernah ada satupun yang jadi polisi. Di marga kita itu belum ada yang jadi polisi. Di situ juga saya bersemangat. Saat dilantik semuanya sampai menangis, sampai nggak percaya,” ujar Jerry.
“Nasihat pesan dari papa, mama, ‘Jangan pernah lupa dari mana saya berasal. Selalu jaga nama baik keluarga, institusi. Jangan buat-buat masalah, karena kita dari keluarga tidak mampu. Kalau bikin-bikin masalah dipecat, di-PTDH, semuanya hal yang sudah kita titi dari awal hancur semua’,” lanjut Jerry menirukan nasihat kedua orang tuanya.
Oleh sebab itu Jerry mengatakan tidak akan menyia-nyiakan pencapaiannya menjadi anggota Polri,. Dia pun menegaskan tak akan menjadi ‘kacang yang lupa kulitnya’.
“Jangan kita dibilang ‘kacang lupa kulitnya’. Nanti ingat dulu kita pernah susah. Jadi kalau mau melakukan sesuatu terhadap orang lain, ingat perjuangan kita. Kita juga harus bantu-bantu mereka yang susah, kita harus juga ikut merasakan juga (kesusahan masyarakat-red),” ucapnya.
Terakhir, Jerry juga menyampaikan dirinya mengingat arahan pertama Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif pada dirinya dan 229 lulusan Bintara lainnya. Arahan itu, tambah Jerry, disampaikan Irjen Latif saat momen pelantikan, Kamis (21/12) lalu.
“Saya ingat pesan Bapak Kapolda, hindari kesalahan sekecil apapun, jangan sakitin hati masyarakat, jadilah anggota Polri yang Rastra Sewakottama (abdi utama Nusa dan Bangsa),” pungkas dia.
(aud/dek)