Banten –
Satu keluarga di Lebak, Banten, mengalami kelumpuhan. Di tengah keterbatasan, mereka berusaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ada 6 dari 8 orang anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan. Selain itu, satu keponakan juga mengalami kelumpuhan.
Salah satu anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan adalah Abdul Rahman. Abdul mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka cuma bisa mengandalkan anggota keluarga yang punya kondisi sehat.
“Ada yang jadi tulang punggung,” kata Abdul dimintai keterangan, Jumat (12/1/2024).
Anggota keluarga yang masih sehat itu bekerja serabutan. Semua pekerjaan yang bisa dikerjakan akan dilakoni untuk mendapat uang. Sering kali, keluarga ini juga dibantu oleh para tetangga.
“Ya seadanya saja, iya (serabutan), iya (bantuan tetangga),” tuturnya.
Menurut Abdul, keluarganya pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Tapi bantuan itu cuma untuk dua orang saudaranya yang mengalami kelumpuhan.
“Bantuan langsung tunai (BLT) dapat, tapi nggak semua, cuma dua orang saja,” pungkasnya.
Untuk diketahui, satu keluarga di Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Lebak, Banten, mengalami kelumpuhan. Kondisi ini sudah diderita selama puluhan tahun.
Keluarga ini tinggal di rumah panggung. Di sekeliling rumah dipasang bilah bambu yang digunakan anggota keluarga sebagai petunjuk arah.
Total ada tujuh orang yang mengalami kelumpuhan di bagian kaki ataupun badan. Beberapa anggota keluarga terlihat masih bisa berpindah tempat meski harus mengeluarkan seluruh tenaga yang dimiliki.
Cara mereka berpindah tempat dengan berpegangan pada bilah bambu sebagai petunjuk arah. Kelumpuhan ini diduga mempengaruhi saraf di wajah yang membuat mereka sulit berbicara.
Salah satu anggota keluarga bernama Abdul Rahman mengaku sudah mengalami kelumpuhan dari lima tahun lalu. Anggota keluarga lain bahkan sudah puluhan tahun.
(zap/zap)