JAKARTA – Transisi energi yang dilakukan di Indonesia selain bertujuan memenuhi tuntutan masyarakat demi lingkungan lebih baik juga bertujuan untuk menjaga daya saing Indonesia di mata dunia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan tidak lama lagi era perdagangan global akan berubah dengan memasukkan syarat yang cukup detail terkait produk yang dihasilkan.
“Saya dengar, Eropa itu akan mulai menerapkan carbon border tax-nya dua tahun lagi. Kan tidak lama, 2026 itu tidak lama untuk sebuah industri memastikan bahwa nanti akan bisa masuk ke sana,” kata Dadan, dikutip Sabtu (13/1/2024).
Dadan mengatakan program transisi energi juga sejalan dan mendukung program pemerintah yang lain.
“Misalkan untuk hilirisasi yang persiden terus dorong. Perusahaan minerba mencoba untuk melalukan itu,” kata dia.
Mendorong hilirisasi di era ini sangat penting kaitannya dengan daya saing dari produk yang dihasilkan. Jika perusahaan di Indonesia tidak mampu menunjukkan produknya dihasilkan dengan cara-cara hijau (green), akan dikenalan pajak karbon yang tentu membuat harga produk semakin tinggi.
“Jadi ke depan produk akan ditanya proses energi seperti apa. Nanti ada batas maksimal sekian bisa dilewati tapi hasilkan pajak karbon sehingga barang tambah biayanya, harganya tambah. Misalkan ada barang sama keluar dari Vietnam dia sudah terapkan prinsip-prinsip ESG dan green sudah sesuai jadi tidak ditambah biayanya dengan barangnya sama. Jadi sudah tahu yang mana yang akan dipilih, ini kaitannya tadi dengan daya saing,” jelas Dadan.
Transisi energi juga mendukung TKDN. Pada awalnya impor semua untuk membangun. Namun itu semata untuk menciptakan market.
“Ketika market sudah terbentuk baru industri bisa dibangun,” jelas dia.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya