YAMAN – Pemberontak Houthi telah menyerang kapal kontainer milik Amerika Serikat (AS) dengan rudal balistik di lepas pantai Yaman.
Menurut komando militer Amerika Serikat untuk Timur Tengah (Centcom), kapal tersebut, Gibraltar Eagle, melaporkan tidak ada korban luka atau kerusakan signifikan.
Kapal berbendera Kepulauan Marshall tersebut melanjutkan perjalanannya di Teluk Aden.
Kelompok Houthi yang didukung Iran telah menyerang kapal-kapal sejak November lalu, sebagai protes atas perang Israel melawan Hamas.
Perusahaan pelayaran Eagle Bulk Shipping mengatakan kapalnya membawa produk baja dan berada sekitar 160 km (100 mil) lepas pantai di Teluk Aden ketika kapal tersebut dihantam.
Dilaporkan bahwa kontainer tersebut mengalami kerusakan terbatas pada ruang kargo namun stabil dan sedang menuju keluar dari area tersebut.
Beberapa jam sebelumnya Centcom mengatakan bahwa rudal lain, yang ditembakkan ke arah kapal perusak AS di Laut Merah, telah dicegat dan ditembak jatuh oleh jet tempur AS.
Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah yang menurut kelompok itu terkait dengan Israel, atau menuju pelabuhan Israel. Dilaporkan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap Palestina dan Hamas di Gaza, seiring Israel melanjutkan kampanye militernya di sana.
Perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, mengatakan Gibraltar Eagle dinilai tidak berafiliasi dengan Israel.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Namun seorang pejabat senior Houthi mengatakan pada Senin (15/1/2024) bahwa kapal-kapal Amerika juga dianggap sebagai target. “Sudah cukup bagi kapal-kapal milik Amerika untuk kita targetkan,” kata Nasr al-Din Amer.
Serangan Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah telah menyebabkan banyak perusahaan pelayaran terbesar di dunia mengubah arah, sehingga menyebabkan gangguan besar terhadap perdagangan global.
Sebagai reaksi terhadap serangan pada Senin (15/1/2024), Departemen Transportasi AS mengeluarkan peringatan maritim, merekomendasikan agar kapal komersial berbendera AS dan milik AS tetap menjauhi area tertentu di Laut Merah dan Teluk Aden.
Pada Senin (15/1/2024), perusahaan minyak terbesar kedua di dunia, QatarEnergy, mengumumkan keputusannya untuk menghentikan pengiriman melalui rute tersebut sambil meminta nasihat keamanan.
Pekan lalu, pasukan AS dan Inggris menyerang sasaran Houthi di Yaman sebagai pembalasan atas serangan terhadap kapal perkapalan. Pasukan gabungan tersebut, berkoordinasi dengan sekutu, melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap lokasi peluncuran rudal Houthi dan sistem pertahanan udara di Yaman.
Pada Senin (15/1/2024), Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengatakan 13 lokasi peluncuran Houthi telah dihancurkan oleh aksi militernya. Sunak mengatakan meskipun ia tidak akan berspekulasi mengenai tindakan di masa depan, namun tidak melakukan apa pun akan melemahkan keamanan regional.
Intelijen AS menilai serangan udara gabungan AS-Inggris terhadap fasilitas militer Houthi telah menghancurkan sekitar seperempat persenjataan mereka.
Namun kepala perunding Houthi, Mohammed Abdulsalam mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan terhadap kapal Israel atau kapal yang menuju pelabuhan Israel akan terus berlanjut, meskipun ada serangan udara yang dipimpin AS.
Washington menyalahkan Iran sebagai dalang dibalik kemampuan rudal Houthi, namun hal ini dibantah oleh Teheran. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (15/1/2024) bahwa Barat harus segera menghentikan perang melawan Yaman.