Jakarta –
Bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Demikian penjelasan menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi di musim hujan maupun musim kemarau. Macam-macam bencana hidrometeorologi yaitu banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, hingga kualitas udara buruk.
Dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi, masyarakat diminta untuk senantiasa waspada. Salah satunya dengan mengenal upaya mitigasi bencana hidrometeorologi. Lantas, bagaimana upaya bencana hidrometeorologi?
Berikut ini beberapa upaya mitigasi bencana hidrometeorologi secara umum, sebagaimana dihimpun detikcom dari laman resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari beberapa daerah:
- Senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
- Mencari tahu dan memahami tentang potensi bencana hidrometeorologi di lingkungan sekitar tempat tinggal.
- Melakukan mitigasi struktural, seperti pengerukan atau normalisasi sungai, rehabilitasi embung dan pembuatan sumur resapan.
- Mitigasi non-struktural, seperti penyuluhan sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan untuk aparatur dan relawan untuk simulasi evakuasi mandiri.
- Aktivasi posko siaga darurat bencana di tingkat kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, terutama di daerah yang rawan bencana.
- Pantau informasi prakiraan cuaca dan diseminasi peringatan dini bencana hidrometeorologi.
- Kesiapsiagaan personil, logistik dan peralatan.
- Siapkan jalur-jalur evakuasi dan tempat pengungsian serta pemasangan rambu evakuasi sebagai tanda bahaya di desa rawan bencana.
- Membuat susunan rencana kontijensi per jenis dan ideologi bencana.
- Melakukan gladi dan simulasi tanggap darurat bencana hidrometeorologi.
- Melakukan patroli sungai, tebing, tanggul dan saluran-saluran air lainnya.
- Melakukan operasi Tanggap Darurat Bencana (TDB) pada saat terjadi bencana hidrometeorologi.
- Kaji cepat/assessment kebutuhan Tanggap Darurat Bencana (TDB).
- Operasi Pencarian dan pertolongan) dan evakuasi.
- Perlindungan kelompok rentan.
- Pemenuhan kebutuhan dasar.
- Rehabilitasi darurat sarana dan prasarana vital.
- Siapkan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana.
- Memperhatikan saran dan himbauan dari saluran resmi pemerintah.
- Segera koordinasi dengan pihak terkait penanganan bencana hidrometeorologi.
Sebagai tambahan informasi,, perlu diketahui pula macam-macam bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di musim hujan dan musim kemarau, serta saat pancaroba (pergantian musim hujan ke musim kemarau). Berikut macam-macam bencana hidrometeorologi seperti dikutip dari laman resmi BMKG:
Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim hujan:
- Banjir, yakni luapan air yang meredam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau atau laut.
- Tanah longsor, yang terjadi ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai, seperti di pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut, yang dipicu oleh peristiwa tertentu.
- Curah hujan ekstrem, yang dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.
Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim pancaroba:
- Angin kencang, adalah naiknya kecepatan lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara lebih rendah.
- Puting beliung, adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi yang dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
Macam-macam bencana hidrometeorologi di musim kemarau:
- Kekeringan, adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman.
- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla), adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah, yang disebabkan faktor alam maupun faktor manusia.
- Kualitas udara buruk, ini berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kualitas udara ini ditentukan oleh konsentrasi polutan berdasarkan indeks kualitas udara lainnya.
(wia/imk)