Bogor –
Ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco (ID), Y Pandi, dihadirkan sebagai saksi pembunuhan anaknya di Rusun Polri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dia menceritakan awal mulanya mengetahui anaknya meninggal dunia.
“Pada saat itu, kami menerima telepon dari Mabes Polri. Mereka mengatakan bahwa anak kami sakit keras, pada tanggal 23 (Juli 2023) itu jam 12.00 WIB siang,” kata Pandi memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri (PN) Cibinong, Kamis (25/1/2024).
Pandi mengatakan sempat tidak percaya pada kabar tersebut. Sebab, beberapa kali dia menerima telepon dari orang tidak dikenal dengan kabar palsu.
“Terus tidak lama kami mendapat telepon lagi dari Polres Melawi, mengatakan bahwa betul ini bapak dan ibunya Ignatius, saya jawab betul, ada apa. Bapak ada telepon dari Mabes supaya bapak segera karena anak bapak/ibu sakit keras,” ujarnya.
Pandi mengatakan masih tidak percaya. Dia meminta penelepon meminta menyebutkan nama lengkap anaknya. Penelepon lalu menyebutkannya hingga alamat tempatnya tinggal.
“Nah mendengar berita itu memang betul, kami tidak lama mendapat telepon lagi dari tim Densus 88 Antiteror yang poskonya di Pontianak. Mereka mengatakan harap segera turun bapak ibu, karena anak bapak dan ibu sakit keras. Pada saat itu kami berangkat,” ungkapnya.
Saat menerima kabar itu, Pandi menyebut berusaha menghubungi Ignatius. Namun, lanjut dia, teleponnya tidak tersambung.
“Pada saat jam 11.00 WIB pesawat sudah berangkat, kami berangkat ke Pontianak. Karena tidak bisa mengejar pesawat ke Pontianak, besok paginya,” terangnya.
Pandi mengatakan tiba di Jakarta keesokan harinya. Dia lalu ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim).
“Setelah itu kami masih menunggu di suatu ruangan, pimpinan Densus datang. Terus memberikan penjelasan kepada kami, pada saat itu bahwa anak kami sudah meninggal,” imbuhnya.
Pandi mendapatkan penjelasan bahwa saat itu, Ignatius tertembak. Dia pun melihat jenazah anaknya dan masih ada bekas luka yang dialami Ignatius.
“Penjelasannya waktu itu dari tim mengatakan bahwa anak kami ini tertembak, ditembak. Setelah itu kami diizinkan melihat anak kami di ruang jenazah. Lukanya dari sebelah bawah telinga tembus ke leher bawah,” bebernya.
(rdh/isa)