MAKANAN yang sumbernya kurang baik dan diolah dengan cara yang tepat, sekalipun masakan rumahan tetap berpotensi berbahaya untuk kesehatan. Bahkan makanan yang diolah di rumah ternyata menjadi hidangan yang paling sering membuat anak keracunan.
Data dari KLB Keracunan Pangan Tahun 2018 Kementerian Kesehatan RI, menyebutkan masakan rumah tangga menduduki posisi pertama tempat pengelolaan makanan paling beracun dengan persentase sebanyak 28 persen. Hal serupa juga terjadi pada jasa boga atau katering.
BACA JUGA:
“Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman, tapi memegang peranan yang cukup tinggi,” kata dr. Yoga Devaera, Kepala Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI-RSCM dalam seminar Food Safety: Safe Food Now for Better Tomorrow, baru-baru ini.
(Foto: Kemenkes RI)
“Berarti ada yang salah dalam pengelolaan pangan di rumah masing-masing,” tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
Masalah ini tentu tidak boleh diabaikan. Pemenuhan gizi pada anak merupakan hal penting agar anak tak mengalami stunting, dalam kesempatan yang sama dr. Yoga membagikan 5 kunci utama keamanan pangan, termasuk pengolahan masakan rumahan seperti berikut;
1. Menjaga kebersihan tangan dan permukaan: Ini jadi hal wajib, setiap kali kontak dengan makanan, harus cuci tangan terlebih dahulu. Tidak hanya itu, orangtua juga wajib memastikan permukaan alat yang digunakan untuk makan dan memasak semua dalam keadaan bersih.
2. Pisahkan makanan mentah dan matang: Hal ini nyatanya masih sering diabaikan. Padahal hal ini sangatlah penting loh! Terutama makan yang berasal dari protein hewani, misalnya daging, ikan, ayam. Sebab, protein hewani bisa mengkontaminasi makanan matang, sehingga kalau dimakan bisa menyebabkan sakit.
“Apabila didekatkan dengan makanan yang matang yang akan kita langsung makan, maka bakteri ini akan pindah dan menyebabkan kesakitan,” ucap dr. Yoga.
3. Masak makanan hingga matang: Ini adalah langkah tepat untuk membunuh bakteri, baik itu dalam sayur mau pun daging atau menu sederhana seperti telur. Makanan tinggi protein ini wajib dimasak hingga matang, apalagi jika disajikan untuk anak. Sebab, di dalam telur mengandung salmonela yang bisa menyebabkan penyakit saluran cerna seperti tifus.
4. Simpan pangan dalam suhu aman: Suhu yang berbahaya yang bisa menyebabkan kuman berkembang biak dengan cepat. Seperti dr. Yoga ungkapkan, sebaiknya menyimpan makanan dalam suhu yang sangat dingin atau yang sangat panas.
“Ketika kita ingin menyimpan dalam waktu yang lama, pilihannya cuma dua, dinginkan dalam waktu -5 derajat celcius atau panaskan di atas 60 derajat celcius. Di antara itu, itu waktu yang berbahaya,” ucap dr. Yoga.
Sementara suhu yang paling berbahaya yakni suhu ruang atau suhu yang dekat dengan tubuh manusia yaitu 25-48 derajat celcius. Maka dari itu dr. Yoga menekankan agar orangtua tidak memberikan MPASI dan susu formula yang telah dibuat dalam dua jam karena bisa jadi telah mengandung bakteri.
5. Gunakan air dan bahan baku yang aman: Pakai air yang aman untuk mematikan bakteri. Salah satunya yakni memasak air sampai mendidih. Selain itu, penting juga memilih bahan baku masakan yang berkualitas, jangan yang sudah rusak.