JAKARTA – Perkembangan teknologi berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin pesat. Namun, menurut Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Inggris, hal ini bisa berdampak buruk untuk keamanan ruang digital.
NCSC menyatakan AI bisa membantu meningkatkan ancaman ransomware semakin gencar. Efek samping ini diperkirakan semakin buruk dalam dua tahun ke depan, melansir Bleeping Computer, Kamis (25/1/2024).
NCSC yakin AI dapat menjadikan orang awam menjadi seorang hacker berbahaya. Dengan AI orang tidak perlu lagi menghabiskan waktu untuk belajar melancarkan serangan ransomware karena AI bisa melakukannya secara instan.
Meskipun sebagian besar platform AI, seperti ChatGPT dan Bing Chat, memiliki perlindungan yang mencegah platform membuat sesuatu yang berbahaya, NCSC memperingatkan penjahat dunia maya sedang merancang dan memasarkan layanan AI generatif khusus yang dirancang untuk mendukung aktivitas kriminal.
Contohnya termasuk WormGPT, layanan berbayar yang memungkinkan pengguna menghasilkan konten berbahaya, termasuk malware dan umpan phishing. Hal ini menunjukkan teknologi tersebut telah lolos dari batasan kerangka kerja yang terkendali dan aman.
“Pelaku ancaman, termasuk pelaku ransomware, sudah menggunakan AI untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas aspek operasi siber, seperti pengintaian, phishing, dan pengkodean. Tren ini hampir pasti akan berlanjut hingga tahun 2025 dan seterusnya,” kata NCSC.
Laporan mencatat, peran AI dalam lanskap risiko siber diperkirakan bersifat evolusioner, meningkatkan ancaman yang ada, dan bukannya bersifat transformatif. Menurut NCSC, AI meningkatkan pengintaian dan rekayasa sosial, menjadikannya lebih efektif dan sulit dideteksi.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya