WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut serangan drone mematikan yang tewaskan 3 tentara AS sangat tercela dan sepenuhnya tidak adil.
Dia bersumpah bahwa AS akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang bertanggung jawab pada waktu dan cara yang tepat.
Serangan tersebut diyakini sebagai serangan paling mematikan terhadap anggota militer AS sejak 13 warga AS tewas dalam bom bunuh diri di Kabul saat militer AS menarik diri dari Afghanistan pada 2021.
Serangan pesawat tak berawak itu hanyalah yang terbaru dari meningkatnya jumlah serangan roket dan pesawat tak berawak yang dilakukan kelompok dukungan Iran yang menargetkan pasukan AS di wilayah tersebut. Serangan meningkat secara signifikan di tengah perang Israel dengan Hamas, yang juga didukung Iran, di Jalur Gaza.
Dalam rilis berita pada Senin (29/1/2024), Departemen Pertahanan mengidentifikasi tiga anggota militer Amerika yang terbunuh sebagai sersan cadangan Angkatan Darat. Ketiganya yakni William Jerome Rivers, 46, dari Carrollton, Georgia; Sp. Kennedy Ladon Sanders, 24, dari Waycross, Georgia; dan Sp. Breonna Alexsondria Moffett, 23, dari Savannah, Georgia. Adapun lebih dari 40 orang terluka dalam serangan itu.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh pada Senin (29/1/2024) menyalahkan serangan tersebut pada milisi yang didukung Korps Garda Revolusi Islam Iran dan mengatakan AS sedang mencoba untuk menentukan milisi mana yang melakukan serangan tersebut.
“Iran terus mempersenjatai dan memperlengkapi kelompok-kelompok ini untuk melancarkan serangan-serangan ini, dan kami pasti akan meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Singh.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya